REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sapi adalah aset berharga bagi masyarakat. Bahkan sapi telah menjadi bagian hidup dan kultur bagi masyarakat di sekitar gunung. Saat erupsi Gunung Merapi pada Oktober hingga November 2010, korban meninggal dunia mencapai 277 jiwa. Sebagian masyarakat tidak mau mengungsi karena menjaga sapinya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menuturkan penanganan bencana di Indonesia unik dan khas. "Teori-teori penanggulangan bencana yang kebanyakan diadopsi dari barat seperti yang ada di text book seringkali tidak berlaku di Indonesia," kata Sutopo, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/9).
Menurut Sutopo, Indonesia adalah laboratorium bencana dengan segala kekhasannya, bukan super market bencana. Ia mengungkap, menangani pengungsi bukanlah hal mudah. Jalur kultural seringkali justru lebih efektif daripada melalui struktural. Begitu pula, dalam menangani masyarakat yang harus mengungsi dari ancaman gunung meletus.
Dia menjelaskan, seringkali masyarakat sulit untuk dievakuasi dari tempat tinggalnya. Bahkan saat gunungnya sudah meletus pun, Sutopo mengatakan, masyarakat tetap bertahan tidak mau dievakuasi dengan berbagai alasan. Salah satunya, adalah menjaga sapi. "Saat Gunung Agung naik status Awas pun, sebagian masyarakat tetap bertahan tidak mau mengungsi dengan alasan menjaga ternak sapi," kata Sutopo.
Ketika masyarakat sudah mengungsi, tiap pagi-siang hari mereka kembali ke rumahnya untuk menengok dan memenuhi kebutuhan pangan ternaknya, kemudian tidur di pengungsian pada malam harinya. Berdasarkan data dari Posko Pendampingan Nasional di Karangasem, diperkirakan jumlah sapi yang berada di radius berbahaya sekitar 30 ribu ekor. Sekitar 10 ribu ekor sapi telah dievakuasi oleh masyarakat secara mandiri dan ada juga yang di jual.
Ditargetkan, sebanyak 20 ribu ekor sapi akan dievakuasi dari wilayah terdampak. Hingga Rabu (27/9), sebanyak 1.384 ekor sapi sudah dievakuasi di 30 titik yang tersebar di lima kabupaten oleh Satgas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Sebanyak 18.616 ekor sapi sedang dalam proses evakuasi oleh satgas.
Satgas ini terdiri atas Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, dan Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem.