Kamis 28 Sep 2017 14:15 WIB

Asita Catat Pembatalan Kunjungan Wisman ke Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Pemuka Agama Hindu berjalan di Pura Lempuyang dengan latar Gunung Agung di Karangasem, Bali, Rabu (27/9).
Foto: Antara/Wira Suryantala
Pemuka Agama Hindu berjalan di Pura Lempuyang dengan latar Gunung Agung di Karangasem, Bali, Rabu (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Bali, I Ketut Ardana mulai menerima sejumlah pembatalan perjalanan wisata di Bali setelah status Gunung Agung ditetapkan awas atau level empat 22 September 2017. Meski demikian, angkanya masih sangat kecil, sekitar dua persen.

"Pembatalan itu pasti ada, namun persentasenya sangat kecil, sekitar dua persen," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (28/9).

Pembatalan perjalanan rata-rata dilakukan wisman untuk kunjungan Oktober dan seterusnya. Ardana mencontohkan satu grup beranggotakan 30 orang wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina membatalkan rencana wisatanya ke Bali pada Oktober mendatang. Satu grup beranggotakan 16 orang wisman asal Eropa juga membatalkan perjalanannya ke Pulau Dewata November 2017. Demikian juga satu perusahaan asing dengan empat orang tamu.

"Informasi simpang siur, terutama hoaks dalam kondisi ini membuat heboh calon wisatawan. Ini sangat tidak bagus untuk pariwisata kita," katanya.

Asita bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan lembaga resmi, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Pusat Vulkanologi menyajikan data dasar yang benar terkait Gunung Agung. Informasi tersebut disebarluaskan ke masyarakat dan dunia internasional.

Konsulat Jenderal Cina contohnya, sudah menyiapkan rencana mitigasi untuk warga negaranya yang berada di Bali jika letusan Gunung Agung benar-benar terjadi. Cina menyiapkan teknis evakuasi warganya, mulai dari transportasi darat, transportasi udara, dan koordinasi dengan maskapai juga bandara.

Ardana mengatakan 410 anggota Asita di Bali akan mengomunikasikan informasi terkini kepada mitra-mitra perjalanan di luar negeri. Informasi dasar yang perlu diketahui wisman adalah fakta bahwa zona merah atau radius berbahaya Gunung Agung hanya sembilan kilometer (km) hingga 12 km ke sektoralnya.

Ini berarti wilayah lainnya di Bali masih aman, seperti Kota Denpasar yang berjarak 80 km dari Karangasem. Hotel-hotel di Bali, kata Ardana sebagian besar terpusat di Kabupaten Badung, Denpasar, dan Gianyar. Obyek wisata menarik dan populer di luar Karangasem tersebar di tempat-tempat itu.

"Sampai sekarang wisman masih sangat welcome, sehingga pelayanan pariwisata masih berjalan normal," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement