REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ternak sapi yang ada di sekitar kawasan Gunung Agung, Karangasem, Bali ikut menjadi perhatian pemerintah di antara ramainya gelombang pengungsian. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bantuan untuk penanganan evakuasi sapi ini telah disalurkan berupa lima ton pakan konsentrat. Selian itu, 10 ribu dosis obat-obatan, satu mobil truk untuk evakuasi ternak, pembangunan kandang, atap dan kelengkapannya, untuk identifikasi ternak.
Satgas juga memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak, dan terus disalurkan berupa pakan konsentrat 55 ton dan 9 unit truk untuk evakuasi ternak. "Kendala dalam evakuasi ternak adalah terbatasnya kendaraan yang ada. Saat ini tersedia 20 truk. Persediaan pakan ternak juga terbatas. Kebutuhan konsentrat sapi untuk satu bulan sebanyak 1.200 ton. Saat ini sudah tersedia 60 ton," ujar Sutopo.
Begitu juga, lanjut Sutopo, kebutuhan pakan hijau selama satu bulan diperlukan 15 ribu ton. Saat ini masih disediakan secara mandiri oleh para peternak. Selain itu, kendala lainnya adalah terbatasnya jumlah personel, pengawasan dan perawatan ternak.
Sutopo menegaskan, satgas akan terus melakukan evakuasi sapi-sapi warga. Masyarakat dapat menghubungi hotline nomor 081238632084 untuk layanan informasi penanganan evakuasi ternak dan kesehatan hewan yang bisa diakses 24 jam.
Sementara, jumlah pengungsi dari Gunung Agung terus bertambah. Hingga Kamis (28/9) pagi tercatat 104.673 jiwa pengungsi yang tersebar di 447 titik pengungsian di 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali.
Sebaran pengungsi adalah Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (6.158 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 46 titik (10.051 jiwa), Kabupaten Gianyar 13 titik (1.098 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (420 jiwa), Kabupaten Karangasem 100 titik (39.859 jiwa), Kabupaten Klungkung 162 titik (19.456 jiwa), dan Kabupaten Tabanan 26 titik (4.851 jiwa).