REPUBLIKA.CO.ID, Pada hari ini tahun 1918, Parade Liberty Loan di Philadelphia memicu wabah besar epidemi flu. Pada saat epidemi berakhir, sekitar 30 juta orang meninggal dunia di seluruh dunia.
Influenza adalah virus yang sangat menular yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Umumnya, hanya yang sangat tua dan sangat muda yang rentan terhadap kematian akibat flu. Meskipun pandemi virus pada tahun 1889 telah membunuh seluruh dunia, namun baru pada 1918 dunia menemukan betapa mematikan flu itu.
Seperti dilansir dari history.com, penyebab paling mungkin dari pandemi flu 1918 adalah seekor burung atau peternakan di Midwest Amerika. Virus tersebut mungkin telah menyebar melalui burung, babi, domba, rusa, bison dan rusa, akhirnya bermutasi menjadi populasi yang bertahan dalam populasi manusia.
Bukti menunjukkan bahwa flu menyebar perlahan melalui Amerika Serikat pada paruh pertama tahun ini, kemudian menyebar ke Eropa melalui beberapa dari 200 ribu tentara Amerika yang melakukan perjalanan ke sana untuk berperang dalam Perang Dunia I.
Selama musim panas 1918, flu menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa. Salah satunya adalah Spanyol, sehingga dikenal di seluruh dunia sebagai Flu Spanyol.
Flu Spanyol sangat tidak biasa karena menjelang akhir musim panas, sekitar 10 ribu orang tewas. Dalam kebanyakan kasus, korban mengalami pendarahan di hidung dan paru-paru dalam tiga hari. Saat musim gugur dimulai, epidemi flu semakin menyebar tanpa kendali. Pelabuhan di seluruh dunia menjadi terinfeksi dan melaporkan masalah serius.
Di Sierra Leone, 500 dari 600 pekerja dermaga sakit . Afrika, India dan Timur Jauh melaporkan adanya epidemi. Penyebaran virus di antara banyak orang juga nampaknya mematikan dan menular karena bermutasi. Ketika gelombang kedua, flu melanda London dan Boston pada bulan September.
Sebanyak 12 ribu tentara di Massachusetts menderita flu pada pertengahan September. Setiap divisi dari angkatan bersenjata melaporkan setiap pekan adaya anggota yang terjangkit flu.
Philadelphia adalah kota terparah di Amerika Serikat. Setelah parade Liberty Loan pada 28 September, ribuan orang menjadi terinfeksi. Seluruh kota dikarantina dan hampir 12 ribu penduduk kota meninggal. Secara keseluruhan, di Amerika Serikat, lima dari seribu orang menjadi korban flu.
Di belahan dunia lainnya, jumlah korban tewas jauh lebih buruk. Di Amerika Latin, 10 dari 1.000 orang meninggal. Di Afrika, 15 per seribu dan di Asia 35 per seribu. Diperkirakan hingga 20 juta orang tewas di India saja.
Sebanyak 10 persen dari seluruh populasi Tahiti meninggal dalam waktu tiga pekan. Di Samoa Barat, 20 persen penduduk meninggal. Lebih banyak orang meninggal karena flu dibandingkan dengan semua pertempuran yang dilancarkan Perang Dunia I.