Kamis 28 Sep 2017 19:09 WIB

Ratusan Naskah Kuno Indramayu Terancam Rusak

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Naskah Kuno.
Foto: Republika / Darmawan
Naskah Kuno.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan naskah kuno asal Kabupaten Indramayu terancam mengalami kerusakan. Karenanya, dibutuhkan langkah digitalisasi agar keberadaan naskah yang tak ternilai harganya itu tetap dapat lestari.

 

Pimpinan Sanggar Aksara Jawa di Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Ki Tarka Sutarahardja, menjelaskan, saat ini ada sekitar 150 naskah kuno yang tersimpan di sanggarnya. Selain itu,adapula sejumlah naskah kuno yang masih dipegang oleh pemiliknya di sejumlah daerah.

 

Tarka menjelaskan, kondisi naskah kuno Indramayu itu saat ini beragam. Di antaranya ada yang tinggal 50 persennya saja yang tersisa karena telah rusak dimakan usia. Bahkan, ada yang hanya tersisa satu lembar. Karena itu, dia berharap ada upaya digitalisasi untuk menyelamatkan naskah kuno tersebut.

 

"Ya bisa semakin terancam rusak (jika tidak didigitalisasi)," kata Tarka, saat ditemui di sela Pameran Benda Pusakadan Naskah Kuno Indramayu di Alun-alun Indramayu, Kamis (28/9).

 

Tarka menjelaskan, pengumpulan naskah kuno itu dimulainya sejak 1995 silam. Naskah kuno Indramayu yang tercecer di berbagai lokasi itu dikumpulkannya dan tersimpan rapi di sanggar yang didirikannya.

 

Tarka menyatakan, ada juga sejumlah naskah kuno Indramayu yang tersimpan di Belanda dan tak bisa dibawa pulang ke Indramayu. Selain naskah di Belanda itu, dia mengatakan, masih ada naskah kuno lainnya yang juga tersimpan di berbagai lokasi.

 

Sementara itu, salah seorang anggota Sanggar Aksara Jawa, Trisno menjelaskan, naskah kuno yang kini tersimpan di Sanggar Aksara Jawa di antaranya berisi tentang babad/sejarah, ilmu pengetahuan maupun agama Islam. Babad itu di antaranya menceritakan tentang asal-usul Aria Wiralodra saat mendirikan pedukuhan Cimanuk yang kini bernama Indramayu.

 

"Umur naskah-naskah kuno itu beragam, yang tertua umur 1500-an," terang Trisno.

 

Menurut Trisno, naskah kuno Indramayu ditulis di media yang beragam, di antaranya daun lontar. Sedangkan tulisannya dalam bentuk huruf Arab maupun Hanacaraka. "Untuk bahasa yang tertulis dalam naskah kuno Indramayu itu merupakan bahasa basan (Jawa halus)," tutur Trisno.

 

Trisno berharap, ada upaya digitalisasi naskah-naskah kuno Indramayu. Dengan demikian, keberadaannya tetap lestari dan tidak rusak hingga generasi muda yang akan datang dapat dengan mudah melihatnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement