Kamis 28 Sep 2017 19:35 WIB
Bangun Masjid Raya Cilodong Seluas 9 Ha

Ini Cara Bupati Dedi Menghapus Lokalisasi Cilodong

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Pemkab Purwakarta kebut pembangunan Masjid Raya Cilodong, di Kecamatan Bungursari, Kamis (28/9). Targetnya masjid seluas sembilan hektare ini akan selesai dibangun dalam tiga bulan kedepan.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Pemkab Purwakarta kebut pembangunan Masjid Raya Cilodong, di Kecamatan Bungursari, Kamis (28/9). Targetnya masjid seluas sembilan hektare ini akan selesai dibangun dalam tiga bulan kedepan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta menjadwalkan dalam tiga bulan kedepan pembangunan Masjid Raya Cilodong, di Kecamatan Bungursari rampung. Masjid dengan luas lahan sembilan hektare tersebut, digadang-gadang sebagai fasilitas agama termegah dan terluas di wilayah yang terkenal dengan sebutan 'kota satai Maranggi' ini.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, saat ini pembangunan masjid tersebut sedang dikebut. Pihaknya ingin, di akhir masa jabatannya, masjid itu sudah berdiri, diresmikan serta bisa dimanfaatkan oleh umat.

Mengingat, ide pembangunan masjid ini sudah ada bertahun-tahun silam. Namun, baru terealisasi pembangunannya tahun ini."Dulu, idenya pembangunan Islamic Center, tapi ada masalah. Sekarang baru direalisasikan pembangunannya," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Kamis (28/9).

Dengan adanya masjid ini, warga Purwakarta memiliki tempat ibadah yang representatif. Serta, dilengkapi dengan fasilitas lainnya. Seperti, aula pertemuan, perpustakaan, dan air mancur serta taman. Fasilitas umum ini, diharapkan mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat muslim.

Dedi menyebutkan, masjid ini nantinya mampu menampung 2.200 jamaah. Tak hanya itu, di lokasi ini juga akan ada museum digital yang menceritakan tentang sejarah satai maranggi khas Purwakarta. Dengan begitu, lokasi ini akan menjadi area terbuka hijau yang multi fasilitas.

Tokoh masyarakat Cilodong, Ujang Alim, mengatakan, sejak 1970 silam, kawasan Cilodong, Purwakarta sangat terkenal dengan kawasan prostitusi yang sulit dibasmi. Lokalisasi ini, beroperasi selama lebih 30 tahun.

Setiap menyebut nama Cilodong, masyarakat asli Purwakarta maupun luar wilayah ini, akan langsung berstigma negatif mengenai kawasan prostitusi tersebut. "Akan tetapi, melalui pendekatan persuasif dan kekeluargaan, lokalisasi ini kini sudah ditertibkan," ujar Ujang. Bahkan, di sekitaran area lokalisasi kini dibangun tempat peribadahan yang terintegrasi dengan fasilitas lainnya.

Dengan adanya Masjid Cilodong ini, diharapkan stigma negatif akan terhapus seiring berjalannya waktu. Tak hanya itu, Cilodong ini diharapkan menjadi wilayah selamat datang yang lebih religius lagi. Mengingat, posisi Cilodong ini berdekatan dengan Gerbang Tol Cikopo (Tol Jakarta-Cikampek), serta jadi pintu masuk utama ke Purwakarta dari arah timur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement