REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wage, film layar lebar yang mengisahkan sosok pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR Supratman menandai kembalinya sutradara John De Rantau ke jagat perfilman nasional. Setelah film terakhirnya Semesta Mendukung yang diproduksi pada 2011, sineas kelahiran Padang, Sumatera Barat 47 tahun lalu tersebut lama tak menghasilkan karya film.
Dalam peluncuran trailer Wage di Jakarta, Kamis (28/9), John De Rantau menyatakan, Wage Supratman sebagai penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya tidak banyak warga bangsa yang mengetahui sosoknya. "Supratman menjadi simbol identitas bangsa semenjak mula pertama mengundangkan lagu Indonesia Raya bersamaan dengan ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928," katanya.
Namun demikian, tambahnya, tulisan-tulisan bahkan buku-buku biografi riwayat hidupnya sangat langka bahkan hanya dibaca sangat terbatas oleh anak muda saat ini.
Tak hanya itu, menurut sutradara Obama Anak Menteng (2010) itu, sejarah yang memaparkan sosok WR Supratman masih simpang siur, misalnya tempat kelahirannya, tanggal kelahirannya, kehidupan pribadinya dan keluarganya. "Melalui film ini saya ingin 'mencubit' sejarawan untuk menulis sosok WR Supratman ini dengan benar," kata sutradara yang menggarap film Mencari Madona (2004) dan Denias, Senandung di Atas Awan (2006) itu.
Wage yang rencananya diputar di gedung bioskup secara nasional mulai 9 November 2017 tersebut dibintangi oleh pendatang baru Rendra B Pamungkas sebagai WR Supratman. Berapa bintang lain yang terlibat yakni Tengku Rifnu Wikana, Prisia Nasution, Putri Ayudya.
Produser Andy Shafik menyatakan, persiapan penggarapan Wage dimulai sejak dua tahun lalu, kemudian pengambilan gambar selama tiga bulan di kota tua Semarang, Jogjakarta, Magelang dan Solo. "Lewat film ini kami ingin mengungkapkan riwayat hidup sang penggubah lagu kebangsaan yang belum banyak diketahui masyarakat secara runtut, cermat dan jelas, dengan mutu estetika dalam durasi 110 menit," katanya.