Jumat 29 Sep 2017 00:23 WIB

Malaysia Larang Tim Bolanya Ikuti Kualifikasi di Korut

Bendera Korea Utara.
Foto: Flickr
Bendera Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia pada Kamis (28/9) melarang warganya bepergian ke Korea Utara. Juga menghalangi lagi partisipasi tim sepak bolanya dalam pertandingan kualifikasi Piala Asia, karena meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea akibat pengembangan misil dan nuklir Pyongyang.

Malaysia merupakan salah satu dari segelintir negara yang masih memiliki hubungan diplomatik dengan Korut. Namun hubungan tersebut telah tegang sejak pembunuhan saudara tiri laki-laki Kim Jong-un di bandara di ibu kota Malaysia pada tahun ini.

Larangan perjalanan akan ditinjau kembali setelah situasi kembali normal, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia. Larangan tersebut juga mencakup perjalanan tim sepak bola Malaysia ke Pyongyang untuk pertandingan 5 Oktober, demikian Wakil Menteri Luar Negeri Reezal Merican Naina Merican.

"Larangan perjalanan mencakup semua warga Malaysia, dan tim sepak bola nasional Malaysia juga disertakan," ujar Reezal.

Berita tersebut menyebabkan pertandingan ditunda untuk ketiga kalinya, dengan Konfederasi Sepak Bola Asia mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa situasinya akan mengacu pada komite sepak bola yang bersangkutan untuk menentukan status masa depan dari pertandingan tersebut.

Badan regional tersebut mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk menunda pertandingan setelah Asosiasi Sepak Bola Malaysia mengatakan timnya terhambat larangan bepergian. Pertandingan tersebut telah ditunda sampai 8 Juni dari tanggal aslinya 28 Maret, namun kedua tanggal tersebut dibatalkan karena kekhawatiran Malaysia akan keamanan pemainnya.

Pekan lalu, Korea Utara mengabulkan akses wilayah udara untuk presiden badan sepak bola Malaysia, anggota kerajaan Malaysia Tunku Ismail Sultan Ibrahim, kapanpun yang dia inginkan. Sementara Pyongyang bersiap menjadi tuan rumah pertandingan Piala Asia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement