REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada era Perang Dunia II ketika Nazi menguasai Prancis, masjid ini juga berfungsi sebagai tempat berlindung warga Muslim yang tinggal di Prancis dan warga Prancis lainnya. Bahkan, pernah pada masa itu tentara separatis anggota France-tireurs Partisan (FTP) keturunan Aljazair melakukan sebuah misi untuk menyelamatkan para tentara penerjun asal Inggris dan memberikan persembunyian di dalam kompleks masjid.
Selain itu, tentara FTP ini juga memberikan perlindungan pada keluarga-keluarga keturunan Yahudi dan memberikan tempat tinggal sementara di dalam kompleks masjid.
Bahkan, masjid agung ini tak sedikit memberikan akta lahir Muslim palsu untuk para anak-anak Yahudi agar terselamatkan dari pengaruh Nazi dan bisa menyeberang ke negara-negara Arab yang lebih aman. Tidak kurang 1.600 orang Yahudi yang berhasil berlindung di kompleks masjid ini pada saat itu.
Pada 2005, keturunan dari keluarga Yahudi yang terselamatkan tersebut memberikan medali penghargaan kepada keluarga pemimpin masjid agung pada era Nazi tersebut, yaitu si Kaddour Benghabrit, atas jasanya melindungi warga Yahudi.