REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Momen pergantian bulan, pada September ke Oktober, menjadi suatu yang ditunggu-ditunggu warga Lingkungan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada momen ini, sebuah showroom mobil seluas 400 meter persegi disulap menjadi bioskop mini. Dengan duduk bersila, ratusan warga sekitar akan disuguhkan sebuah tayangan bersejarah akan perjalanan bangsa.
"Nanti juga akan kita umumkan di masjid untuk datang dan menyaksikan bersama-sama," kata Ketua Remaja Karang Taliwang, Safari Habibi, kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Jumat (29/9).
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Safari, warga Karang Taliwang selalu menggelar pemutaran Film G30S/PKI. Safari menilai, hal ini seakan sudah menjadi 'tradisi'. Tujuannya, untuk mengingatkan para generasi muda akan sejarah kelam yang pernah mengiringi perjalanan bangsa ini.
"Biar anak-anak muda tahu bahwa (kejadian) PKI jangan sampai terulang kembali," kata Safari.
Nonton bareng ini sendiri aka digelar pada Sabtu (30/9), bada Shalat Isya. Kapasitas showroom mobil yang menjadi lokasi nonton bareng mampu menampung hingga 400 orang.
Di Lombok Tengah, Alun-alun Tastura juga akan menggelar nonton bareng film G30S/PKI pada waktu yang sama, diprakarsai Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lombok Tengah dan Pemuda Pancasila (PP) Lombok Tengah.
Ketua KNPI Lombok Tengah Samsul Qomar memperkirakan ratusan orang akan memadati Alun-alun Tastura pada Sabtu (30/9) malam.
"Kita mau refleksi, sejarah bangsa kan tidak boleh kita hilangkan, soal ini film belum lengkap itu persoalan lain. Intinya (PKI) pernah memporakporandakan bangsa dan ingin mengganti ideologi Pancasila," ujar Samsul.
Selain nonton bareng, KNPI dan PP Lombok Tengah juga akan menggelar senam massal, penampilan tari dan akustik pada sore hari. Di Mataram, Komando Resor Militer 162/Wirabhakti juga menggelar acara nonton bareng film G30S/PKI di Lapangan Sangkareang. Danrem 162/WB Kolonel Inf Farid Makruf mengajak seluruh warga Mataram untuk berbondong-bondong ke Lapangan Sangkareang pada Sabtu (30/9) malam.
"(Nonton bareng) ini untuk mengingatkan kita kembali, bahwa pernah terjadi secara kelam pada bangsa kita," ucap Farid.
Farid menambahkan, pemutaran film G30S/PKI juga merupakan sarana yang tepat untuk mengingatkan para generasi muda akan sejarah kelam ini.
"Sehingga timbul kesadaran, pernah di suatu masa ada yang ingin mengganti ideologi negara, nah itu yang tidak boleh terjadi, Pancasila itu harga mati," kata Farid menambahkan.