Jumat 29 Sep 2017 16:39 WIB

Tsunami Jepang Buat 1 Juta Spesies Laut Jepang Pindah ke AS

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Sebuah elabuhan di Prefektur Miyagi, Jepang, porak-poranda setelah diguncang gempa dan diterjang tsunami, Jumat (12/3/2011)
Foto: AP
Sebuah elabuhan di Prefektur Miyagi, Jepang, porak-poranda setelah diguncang gempa dan diterjang tsunami, Jumat (12/3/2011)

REPUBLIKA.CO.ID, Tsunami Jepang pada 2011 menjadi salah satu tragedi paling mematikan sepanjang sejarah dunia. Selain banyak kehidupan yang terenggut, bencana ini juga menimbulkan kerusakan dan kerugian besar di negara itu. Namun, ada hal unik yang dapat dilihat sebagai dampak dari tsunami Jepang yakni perubahan kehidupan bawah laut Jepang.

Setidaknya hampir 300 spesies bawah air yang semula hanya ditemui di Negeri Matahari Terbit, kini terlihat di pantai barat Amerika Serikat (AS). Para spesies laut itu bergerak ribuan mil melintasi Samudera Pasifik. Diperkirakan secara keseluruhan ada satu juta mahluk hidup laut Jepang, diantaranya adalah krustasea, siput laut, dan cacing laut yang melakukan perjalanan hingga 4.800 mil atau sekitar 7.725 kilometer.

"Ini menjadi salah satu fenomena alam yang tidak terencana khususnya dalam ilmu biologi kelautan, bahkan dalam sejarah pelajaran di bidang ini," ujar seorang ahli biologi kelautan di Universitas Oregon, AS, dilansir The Guardian, Jumat (29/9).

Tsunami Jepang yang tepatnya terjadi pada 11 Maret 2011 sebelumnya dipicu oleh gempa berkekuatan 9,0 skala richter. Sekitar 70 persen bangunan di tiga perfektur negara itu yakni Iwate, Miyagi, dan Fukushima tersapu oleh ombak besar yang bergulung tersebut.

Spesies laut Jepang dilaporkan mulai menunjukkan pergerakan ke perairan samudera lainnya mulai Juni 2012. Pada akhirnya, mahluk hidup bawah air itu tiba di sejumlah negara bagian AS, mulai dari Washington, Oregon, California, Bristish Colombia, Alaska, dan Hawai.

"Kedatangan spesies baru ini menjadi keragaman yang menarik dalam dunia bawah air AS. Mulai dari moluska, anemon laut, karang, dan kepiting yang tak pernah kami lihat menjadi sesuatu yang sangat menarik," jelas profesor ilmu kelautan di Williams College, AS, James Carlton.

Penemuan mahluk hidup laut, termasuk yang biasanya memiliki habitat di pesisir atau pinggir pantai lima tahun lamanya pasca tsunami Jepang tak sedikit menimbulkan kekaguman para ahli biologi kelautan. Banyak dari mereka yang tidak menyangka bahwa organisme dan lainnya dapat bertahan hidup dan pada akhirnya menetap di lingkungan bawah air yang baru.

"Saya tak pernah berpikir bahwa organisme pesisir dapat bertahan lama untuk berada di laut dan kini telah memulai hidup mereka kembali sebagai bagian dari lingkungan baru dalam keragaman spesies laut AS," kata ahli biologi kelautan dari Pusat penelitian Lingkungan Smithsonian, Greg Ruiz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement