REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Organisasi amal internasional Oxfam mengatakan wabah kolera yang saat ini merebak di Yaman merupakan yang terburuk dalam sejarah. Sejak April lalu hingga saat ini, Oxfam mencatat setidaknya terdapat lebih dari 750 ribu kasus kolera di negara tersebut.
Jumlah kematian terkait kolera di Yaman kini telah melampaui angka 2.100 jiwa. "Sementara sekitar 755 ribu kasus yang telah terdaftar sejak 27 April 2017, membuat epidemik yang terburuk dalam sejarah," kata Oxfam dalam laporannya, seperti dikutip laman Anadolu Agency, Jumat (29/9).
Direktur Kemanusiaan Oxfam Nigel Timmins mengatakan wabah kolera serta peperangan telah menyebabkan Yaman menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Ia menilai perang adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan merebaknya wabah kolera di negara tersebut.
Sama seperti Oxfam, PBB juga telah menyatakan bahwa Yaman tengah menghadapi krisis kemanusiaan terbesar di dunia. 70 persen penduduk Yaman dilaporkan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
"Sekitar 7,3 juta orang di Yaman berada di ambang kelaparan," kata Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Kate Gilmore.
Ia mengungkapkan hampir 19 juta dari total populasi Yaman yang berjumlah 27,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. "Termasuk 10,3 juta orang pada kebutuhan akut," ujarnya.
Gilmore mengatakan, sejak April lalu, setidaknya tiga juta orang telah mengungsi dari Yaman akibat peperangan antara milisi Houthi dengan Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi. Sejak konflik meletus pada 2014 hingga saat ini, PBB mencatat setidaknya 10 ribu warga sipil telah tewas akibat peperangan tersebut.