REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Hendrianti Saharah Nasution enggan mengeluarkan banyak kata tentang isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, wanita yang kerap dipanggil Yanti itu menyarankan agar generasi muda selalu waspada.
"Kalau saya tetap harus waspada, percaya atau tidak percaya tetap waspada," kata Yanti di Museum Jenderal Nasution, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9).
Yanti menjadi salah satu saksi hidup gerakan penumpasan tujuh jenderal yang dilakukan oleh pasukan Cakrabirawa di bawah komando PKI pimpinan DN Aidit. Saat kejadian itu, adiknya, Ade Irma Suryani bahkan harus tewas karena terkena peluru pasukan Cakrabirawa.
Yanti pun mengingatkan agar generasi muda tidak melupakan sejarah yang pernah dialami bangsa Indonesia. Sehingga, generasi muda dapat memetik manfaat dari peristiwa yang telah sebagai pelajaran untuk lebih menghargai negara ini.
"Di mana anak-anak tahu sejarah bisa mengkontrol, kedepan bagaimana perjuangan ke depan karena kita tahu apa yang diperbuat dari bangsa ini," kata dia.