Ahad 01 Oct 2017 03:33 WIB

Film G30S/PKI Diintervensi TNI? Ini Jawaban Pemeran Soeharto

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Amoroso Katamsi
Foto: REPUBLIKA/Yogi Ardhi
Amoroso Katamsi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar yang mengatakan pada saat pengambilan gambar film G-30S/PKI para kru dan pemain diintervensi tentara dibantah oleh pemeran Soeharto di film tersebut. Sebagai aktor yang hidup pada masa itu, Amoroso Katamsi mengatakan apa yang dikisahkan di film tersebut benar adanya.

"Bohong itu, tidak ada. Tentara yang ada di situ melatih saja dan tidak banyak. Tidak ada menghalang-halangi," kata sang aktor, Amoroso Katamsi, di ruang tunggu acara Nonton Bareng dan Seminar Film G-30S/PKI di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9).

Ketika pengambilan gambar dilakukan, Amoroso yang memerankan sosok presiden kala itu merasa tak begitu bermasalah. Akan tetapi, ia merasa harus berhati-hati karena dapat dengan mudah dikritik apabila aktingnya tak tepat.

"Tentu saya harus sangat hati-hati karena itu akan mudah dilihat oleh orang kalau tidak tepat. Sedangkan masalah yang lainnya saya tidak memperhatikan," terang dia.

Dalam memerankan sosok Soeharto, Amoroso mengaku melakukan pendekatan keaktoran. Ia berpikir bagaimana caranya berusaha untuk memainkan karakter Soeharto dengan benar.

"Tentu saya mempelajari situasi-situasi yang ada pada saat itu. Sehingga, apa yang ada dengan situasi jadi match. Kira-kira begitu," papar Amoroso.

Pada kesempatan itu ia berharap, generasi penerus bangsa jangan sampai lupa sejarah. Ia juga menyebutkan, apabila ada pandangan yang menganggap film itu tak benar, tergantung dari sudut pandang mana.

"Kalau saya sebagai pemain, yang kemudian saya mengalami bagaimana terjadi sebelum 65, saya mengatakan ini benar," kata dia.

Menurutnya, pandangannya tersebut terlepas dari masalah dramatiknya film itu. Menurutnya itu wajar karena film G-30S/PKI bukan film dokumenter, melainkan film cerita. Film cerita, kata dia, harus ada unsur dramatik dan sebagainya.

"Tapi terjadinya peristiwa yang begktu kelam, ada enam jenderal yang diculik dan dikubur di lubang buaya itu nyata. Dokumentasinya banyak, koran banyak yang muat," tutur Amoroso.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement