REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Militer Filipina telah merilis rekaman video udara yang diambil oleh pesawat tak berawak di Marawi. Rekaman ini menunjukkan, militan Maute yang didukung ISIS telah menjarah rumah-rumah dan bangunan-bangunan lainnya di kota yang dilanda perselisihan tersebut.
Rekaman video yang tidak bertanggal itu telah diperlihatkan ke awak media pada konferensi pers Jumat (30/9) lalu. Orang-orang bersenjata yang diyakini sebagai anggota kelompok Maute terlihat melakukan perampokan di bangunan hunian di zona konflik utama kota.
Militer mengatakan, bukti ini memperkuat kesaksian sebelumnya dari sejumlah sandera yang berhasil diselamatkan. Para sandera menyatakan para teroris menjarah daerah tersebut untuk mendapatkan barang-barang berharga.
"Kita bisa melihat barang, kotak, karung yang diambil dari bangunan yang tampaknya merupakan bangunan hunian," kata Kolonel Romeo Brawner, Jr., Wakil Komandan Gugus Tugas Ranao, Ahad (1/10).
Sebelumnya pada 25 Juli, Arab News memuat sebuah laporan eksklusif tentang bagaimana kelompok Maute mengumpulkan senjata dan uang tunai sekitar 23,7 juta dolar AS. Laporan ini berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh seorang pejabat tinggi pemerintah yang mengatakan kelompok tersebut mengumpulkan kekayaan dari berbagai bank dan rumah yang mereka jarah di Marawi.
Mereka dilaporkan telah mengantongi emas dan perhiasan, dan bahkan obat-obatan. Informasi tersebut telah dikonfirmasi oleh seorang jenderal militer yang bertugas di Komando Mindanao Barat (Wesmincom).
Berbicara tanpa menyebut nama, sumber pejabat itu mengatakan militer memiliki rekaman video udara yang menunjukkan beberapa karung uang dimasukkan ke dalam truk pickup. "Anda bisa melihat salah satu karung jatuh dari tumpukan truk dan kemudian kertas bertebaran. Perkiraan 1,2 miliar peso telah diambil, berdasarkan rekaman," ujar sumber tersebut.
Pada awal krisis di Marawi, militer mengutip warga yang mengatakan mereka dipaksa untuk menjarah rumah dan bangunan pemerintah oleh militan. Mereka dijadikan disandera, tetapi berhasil melarikan diri dari kelompok Maute.
Dalam sebuah konferensi pers di Marawi, Jumat (30/9) lalu, militer menunjukkan ada koin di dalam karung jarahan para militan. Koin, bersama dengan logam lainnya, dilaporkan telah digunakan oleh para teroris dalam pembuatan alat peledak improvisasi (IED).
Seorang pejabat mengatakan, hal ini cukup menjelaskan mengapa beberapa tentara pemerintah yang terluka dalam bentrokan yang sedang berlangsung di Marawi, ditemukan koin dalam luka mereka. Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyatakan harapan konflik Marawi akan berakhir pada akhir September. Namun sepertinya kenyataan tidak terjadi seperti yang ia harapkan.
Militer berjanji untuk berjuang lebih keras untuk menyelamatkan sandera yang tersisa, melawan kelompok Maute, dan mendapatkan kembali kendali Marawi dalam waktu sesingkat mungkin. Mereka harus memastikan rehabilitasi kota terus berlanjut tanpa terhambat.
Kolonel Edgard Arevalo, Kepala Kantor Urusan Umum Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), mengatakan pasukan pemerintah siap memburu anggota kelompok Maute yang tersisa. "Kami akan mengejar mereka sampai ke ujung bumi. Kami percaya mereka akan bertarung. Ada banyak uang dan perhiasan yang dijarah dan kita tahu mereka masih berharap bisa keluar dari Marawi," kata Arevalo.