Ahad 01 Oct 2017 13:27 WIB

Donald Trump Salahkan Korban Badai Saat Bantuan Lamban

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Badai (ilustrasi)
Badai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menyalahkan warga Puerto Riko atas lambannya pemulihan di wilayah itu setelah diterjang Badai Maria. Sebelumnya, para kritikus dan wali kota San Juan telah mengeluhkan pemerintah pusat yang lambat memberikan respon terhadap situasi di Puerto Riko.

Sebelas hari setelah badai dahsyat itu menyapu bersih seluruh wilayah, sekitar setengah dari 3,4 juta orang di pulau tersebut masih tidak memiliki akses terhadap air minum. Departemen Pertahanan AS mengatakan 95 persen dari mereka juga masih sulit mendapatkan aliran listrik.

"Saya adalah bom waktu yang berdetak dan hampir meledak," kata Adeline Vazquez (53 tahun). Ia mengaku membutuhkan ventilator untuk menangani masalah pernafasan. Sementara tempat tinggalnya di Kota Mayaguez tidak memiliki cukup bahan bakar untuk menjalankan generator dalam 24 jam sehari.

Maria, badai paling kuat yang menyerang Puerto Riko dalam hampir 90 tahun, telah menghancurkan jalanan, sehingga pendistribusian bangunan sulit dilakukan. Pemindahan alat berat untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak di seluruh pulau juga tidak berlangsung baik.

Trump, yang berencana mengunjungi pulau itu pada Selasa (2/10), menuliskan serangkaian cicitan kemarahan di akun Twitter pribadinya. Ia menyasar Wali Kota San Juan, Carmen Yulin Cruz, yang merupakan ibu kota Puerto Riko.

Pada Jumat (30/9), Cruz mengkritik pemerintahan Trump dan meminta bantuan lebih banyak untuk warganya. Pernyataan Cruz disiarkan di televisi secara meluas di daratan Amerika. "Kepemimpinan miskin oleh Wali Kota San Juan dan yang lainnya di Puerto Rico tidak dapat membantu pekerja mereka. Mereka ingin semuanya dilakukan untuk mereka, meski seharusnya menjadi usaha masyarakat," kata Trump.

Trump menuduh Cruz dipengaruhi oleh Partai Demokrat untuk mengkritiknya. Ia juga menyalahkan media karena tidak menunjukkan respon pemerintah pusat. Cruz, yang tinggal di tempat penampungan setelah rumahnya hancur akibat angin badai, mengatakan tim penyelamat lokal bekerja sekeras yang mereka bisa. Dia juga mengatakan, keluhannya di televisi telah menghasilkan lebih banyak bantuan makanan dan air.

Cruz menanggapi serangan Trump dengan mengatakan dia tidak punya waktu untuk melakukan politik kecil saat hidup banyak orang dipertaruhkan. "Terkadang Anda harus menggoyangkan pohon untuk membuat sesuatu terjadi," katanya kepada New York Times.

Retorika yang memanas membawa ketegangan politik di seputar bencana baru ini. Namun Gubernur Puerto Riko Ricardo Rossello mencoba menjauhkan diri dari ketegangan menjelang kunjungan Trump. "Saya tidak memperhatikan media sosial. Satu-satunya fokus saya saat ini adalah memastikan orang-orang Puerto Riko baik," ujar Rosello.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement