REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober, di mata generasi millenial saat ini sudah tidak begitu populer. Bahkan, pada orde baru sempat diwajibkan memasang bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, pun tidak diketahui oleh mereka.
Salah satunya mahasiswi baru Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Shyntia Desi Fitriani yang masih berusia 17 tahun, yang tidak menyadari ada apa dibalik 1 Oktober ini. "Ini hari Minggu 1 Oktober, kenapa?" saat ditanya oleh Republika.co.id pada peristiwa apa pada hari ini.
Ketika diungkit 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila, ia baru menganggukkan kepalanya tanda mengingat dengan salah satu peristiwa bersejarah itu. Walaupun ia sempat tertukar dengan 1 Juni yang diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
"Oh iya saya tahu. Itu berbeda ya, sama Hari Lahir Pancasila. Kalau 1 Oktober ini karena PKI itu kan? Karena peristiwa G30S/PKI terus lahir Hari Kesaktian Pancasila ini ya kalau tidak salah," ujar Shyntia saat ditemui Ahad (1/10) siang.
Mahasiswi lainnya yang sedang duduk tidak jauh dari Shyntia di Stasiun Pasar Minggu, Nurmala Sukmawati yang berusia 20 tahun, juga tidak mengetahui tentang Hari Kesaktian Pancasila. Sama halnya dengan Shyntia, Nurmala hanya pernah mendengar tanpa mengetahui sejarah pastinya. "Saya cuma tahu peringatan Hari Lahir Pancasila saja. Bahkan saya hafal sejarahnya," ujar Nurmala sembari tertawa. Ia merupakan salah seorang mahasiswi semester enam di Universitas Pakuan Bogor.
Hal ini menunjukkan tingkat nasionalisme generasi millenial sudah jauh memudar. Posisi mereka antara peduli dan tidak, ketika peringatan hari bersejarah setiap tahunnya datang. Jangankan tersentuh, merasa bergetar pun mungkin sudah tidak dirasa lagi oleh mereka.
Hari Kesaktian Pancasila merupakan hari dimana Mayjen Soeharto (Presiden kedua RI), menunjukkan siapapun yang ingin merusak ideologi Pancasila bangsa Indonesia, akan berhadapan langsung dengannya dan juga seluruh rakyat Indonesia.
Dan itu terjadi setelah pembunuhan tujuh perwira TNI pada 30 September 1965 sebelumnya. Sepanjang kepemimpinan Soeharto, setiap 1 Oktober seluruh masyarakat diwajibkan memasang bendera setengah tiang. Namun, tradisi itu sudah jarang dijalankan sejak 1990-an. Bahkan 2017 ini sudah sangat jarang ditemukan masyarakat yang memasang bendera setengah tiang pada 1 Oktober.