REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajak masyarakat menarik pembelajaran dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Menurutnya, proses sejarah telah penggariskan, pandangan hidup dan filsafat bangsa yang diangkat dari nilai-nilai Pancasila harus dipertahankan oleh siapa pun.
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo menjelaskan, sebuah negara bila ingin makmur harus memiliki dua nilai. Pertama, keadilan dan kedua kebudayaan. Beruntungnya, di Indonesia tidak hanya kedua nilai itu yang diutamakan, tetapi masalah spiritual menjadi nilai utama, seperti tertuang dalam sila pertama Pancasila.
Tidak seperti negara lain Cina dan Korea yang menempatkan kebudayaan, justru Indonesia menempatkan spiritual di poin pertama. Ini menjadi kausa prima, kata Pakde Karwo di Surabaya, Senin (2/10).
Terkait kebangkitan paham komunis, Pakde Karwo menegaskan, sebuah ideologi atau paham apapun dan dimanapun tidak bisa mati. Seperti halnya paham liberalisme dan lainnya yang tidak akan mati.
Namun demikian, kata Pakde Karwo, Komunisme di Indonesia sudah jelas dilarang. "Sudah ada regulasi yakni TAP MPR yang mengatur pembubaran organisasi PKI ini, sehingga secara wadah tidak ada ruang untuk tumbuh," kata Pakde Karwo.
Soal adanya pihak-pihak yang menyampaikan kebangkitan komunisme, Pakde Karwo memandangnya bisa saja. Sebab, dari segi organisasi, tidak mungkin karena sudah jelas dilarang. "Kapasitas saya bukan seorang intelijen, tapi bila masyarakat ada yang melihat silahkan saja untuk melapor," ucap Pakde Karwo.