REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setelah sukses terselenggara selama dua tahun berturut-turut, Kampung Buku Jogja (KBJ) akan kembali digelar 4-8 Oktober 2017. Acara akan dihelat masih di Taman Kearifan Lembaga Universitas Gadjah Mada. Kegiatan yang biasanya diadakan tiga hari kali ini diperpanjang menjadi lima hari.
Kepala Dukuh, sebutan Ketua Panitia KBJ, Arif Doelz mengatakan, jangka waktu yang diperpanjang dikarenakan animo pengunjung yang sangat tinggi. Jumlah peserta juga meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Itu sekaligus jadi saran penerbit-penerbit yang ingin lebih membangun komunikasi dan interaksi.
"Kita banyak mendapat masukan dari para pengunjung setia, banyak yang mengatakan tiga hari terlalu singkat," kata Arif melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (2/10).
Terlebih, lanjut Arif, KBJ bukan sekadar ajang menjual buku melainkan untuk membuat diskusi kritis tentang perkembangan dunia literasi Indonesia, dan melihatnya dari sudut pandang pasar buku terkini. Hal itu dapat pula dilihat dari tema yang diangkat yaitu Literasi dan Pasar Buku.
Kegiatan ini diharakan bisa menjadi ajang bagi peserta, pengunjung dan pengisi untuk melihat secara luas peta perbukuan Tanah Air. Peta itu dapat dilihat mulai dari aspek paling awal produksi buku, distribusi sampau muaranya yaitu pembaca secara keseluruhan.
Untuk itu, selain ruang pameran dan transaksi buku, akan disiapkan acara-acara menarik seperti bedah buku, lokakarya, diskusi panel, presentasi, orasi buku dan bincang komunitas. Rangkaian kegiatan itu akan ada setiap harinya selama lima hari mulai 10.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Penanggung Jawab Penerbit Indie, Eka Putra menuturkan, sebanyak 53 penerbit indie akan turut serta memeriahkan Kampung Buku Jogja 2017. Bahkan, sejak rapat teknis pada 18 September lalu, peserta telah berkumpul dan menyiapkan katalog-katalog terbitan mereka.
Ia menilai, keikusertaan penerbit indie tahun ini mengalami peningkatan cukup signifikan. Jika dilihat ke belakang, tahun pertama hanya ada 9 penerbit indie yang bergabung. Selanjutnya meningkat menjadi 22 penerbit indie pada 2016 dan tahun ini sekitar 53 penerbit indie ikut serta. "Ini jelas peningkatan yang signifikan sekali dari sebelum-sebelumnya," ujar Eka yang menyebut ada sekitar 300 judul buku indie yang siap beredar di KBJ.
Buku indie sendiri menjadi salah satu aspek menarik dari Kampung Buku Jogja. Karena kerap menghadirkan tema-tema yang bukan arus utama dan cenderung miliki tampilan fisik yang unik. Tentu saja, buku-buku itu selama ini tidak beredar di toko-toko buku jaringan umum.
Selain itu, buku-buku reguler dari penerbit besar akan hadir di Kampung Buku Jogja seperti dari Bandung, Jakarta, Ciamis, Solo, Semarang, Salatiga, Madura, Surabaya dan tentu Yogyakarta. Jumlahnya tidak kalah banyak, yaitu sektiar 400 judul buku yang akan dipamerkan.
Pagelaran tahunan ini akan tetap dimeriahkan buku-buku lawas, antik dan langka yang jadi keunikan KBJ setiap tahunnya. Lebih dari 20 lapak lawas akan turut memamerkan koleksi-koleksi mereka dan jadi ajang bagi pembuku buku-buku langka yang tentu sudah sangat susah didapatkan.
"Kami mengeluarkan buku-buku terbaik kami yang jarang sekali kami jual, spesial untuk KBJ," kata Dodit Laksono, salah satu penjual buku langka dari Malang yang rutin mengikuti KBJ setiap tahun.