REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas membebaskan lima tahanan Fatah pada Ahad. Seperti, dilanisr dari Middle East Monitor, Ahad (1/10), Perdana Menteri Palestina yang berbasis di Tepi Barat, Rami al-Hamdallah, dan pejabat pemerintah lainnya dijadwalkan berada di Gaza pada Senin untuk menjalankan kementerian dan mengadakan rapat kabinet keesokan harinya.
"Kami bertekad untuk mengubur masa lalu sehingga tanah air dapat dipertemukan kembali," kata Hamdallah dalam sambutan publik di kota Ramallah, Tepi Barat.
Pada malam penyerahan tersebut, Hamas membebaskan lima petugas keamanan Fatah yang dipenjara dua tahun lalu karena tindakan yang membahayakan keamanan internal.
Berbicara kepada wartawan, salah satu tahanan yang dibebaskan, Taher Abu Armana, mengucapkan terima kasih kepada kepala Hamas Gaza Yehya Al-Sinwar dan Mohammed Dahlan, mantan kepala keamanan Fatah di daerah kantong tersebut, untuk pembebasannya.
Menurut pejabat senior Fatah, Hamas memiliki niat baik untuk rekonsiliasi. "Kami mendesak Presiden (Mahmoud Abbas) untuk memerintahkan pembebasan semua tahanan politik di Tepi Barat," kata Abu Armana.
Seorang pejabat Otoritas Palestina, mengatakan delegasi Mesir yang terdiri dari dua jenderal dan duta besar Kairo untuk Israel, tiba di Gaza untuk mengawasi upaya rekonsiliasi.
Ini adalah delegasi resmi pertama Mesir yang melakukan perjalanan ke Gaza sejak 2012. Mesir menangguhkan misi diplomatiknya di Gaza pada tahun 2007 setelah pengambilalihan Hamas.