REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengaku, perlu ada kewaspadaan dalam menjaga inflasi hingga akhir tahun. Menurutnya, berdasarkan pengalaman di tahun-tahun yang lalu, kerap terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember.
"Karena ada permintaan tinggi dan harga komoditas bergejolak, biasanya ada peningkatan. Desember itu ada liburan dan natal," kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/10).
Ia mengaku, pemerintah perlu mengulang keberhasilan pada momentum Lebaran lalu dalam mengendalikan inflasi.
Menurutnya, berdasarkan tren inflasi sepanjang tahun, target inflasi sebesar 4 persen akan tercapai. Ia mengaku, berdasarkan catatan inflasi September 2017, kelompok komponen harga diatur pemerintah tidak akan memberi dampak inflasi signifikan. "Masalah listrik sudah berakhir dampaknya pada Juli lalu," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah untuk berhati-hati terutama menjelang Desember. Ia mengaku, hingga saat ini belum ada komponen yang secara spesifik tampak akan menaikkan inflasi. "Saya optimis target (inflasi) pemerintah bisa tercapai," kata Suhariyanto.
Sebelumnya, BPS mencatat inflasi secara bulanan sebesar 0,13 persen pada September 2017. Sementara, inflasi sebesar 2,66 persen tercatat secara tahun kalender (year to date/ytd) dan sebesar 3,72 persen secara tahunan (year to year/yoy).
Inflasi bulanan September 2017 lebih rendah dibandingkan September 2016 yang tercatat sebesar 0,22 persen tetapi lebih tinggi dibandingkan September 2015 yang mengalami deflasi 0,05 persen. Sementara, inflasi tahunan September 2017 lebih tinggi dibandingkan September 2016 (yoy) yang tercatat sebesar 3,07 persen tetapi lebih rendah dibandingkan September 2015 (yoy) sebesar 6,83 persen.
Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat kelompok komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,35 persen dan komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,15 persen. Sedangkan, komponen gejolak harga pangan mengalami deflasi 0,67 persen.