REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zakat adalah salah satu rukun Islam. Islam memerintahkan manusia untuk menginfaqkan sebagian harta mereka kepada yang membutuhkan dan bermurah hati serta dermawan.
Mengeluarkan zakat diwajibkan pada setiap umat Islam yang telah memenuhi syarat. Selain itu zakat juga sebagi pembersih jiwa. Islam memberikan kedudukan tinggi pada zakat.
Dalam Alquran pun perintah zakat banyak disebutkan. Itulah bukti kewajiban zakat dan shalat yang menjadi perintah utamanya. “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”(QS. Al-Baqarah: 43).
Dalam buku Sehat Tanpa Obat yang ditulis oleh DR. H. Brilianto M. Soenarwo dan KH. Muhammad Rusli Amin, MA disebutkan bahwa ada beberapa adab atau etika dalam mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah, diantaranya:
1. Tidak mengiringi dengan perkataan yang buruk, memberi seuatu kepada orang miskin atau orang yang membutuhkan, menandakan suatu perbuatan yang baik dan mulia, diman kita tidak boleh diiringi dengan perkataan atau perbuatan yang buruk, yang menyebabkan penerima merasa tidak enak hati dan malah membuat sakit hati.
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang ia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.”(QS. Al-Baqarah: 262).
2. Memberi dengan sesuatu yang kita cintai atau masih berharga, berilah mereka dengan yang terbaik. Usahakan jangan beri mereka yang bekas. Karena yang terbaiklah yang paling baik untuk diberikan, dengan begitu penerima akan merasa lebih senang, dan dihargai.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(QS. Al-Baqarah: 267).
3. Tidak menyebut-nyebut pemberian, janganlah kita mengumbar-umbar kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, sehingga seluruh dunia mengetahuinya. Dan membuat kita menjadi ria, senang dengan pujian yang kita dapatkan, dan semua itu akan menjadi sia-sia.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”(QS. Al-Baqarah: 264).
4. Tidak melakukan kebajikan kecuali untuk mencari ridha Allah, semua kebaikan yang kita lakukan semata-mata hanya untuk mendapatkan ridhoNya, bukan ridho dari manusia. lakukan secara diam-diam, walaupun tidak ada orang yang tahu, tetap Allah mengetahuinya, dan itulah yang utama.
“perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-Baqarah: 265).
5. Boleh memperlihatkan kebajikan untuk memotivasi orang lain berbuat yang sama, memeperlihatkan kabaikan yang kita perbuat kepada orang lain dengan maksud memotivasi orang lain agar mengikuti apa yang kita lakukan itu dibolehkan dalam Islam. Tapi hal itu sangat sulit, karena batas riya denagn “niat motivasi” itu sangat tipis.
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271).