REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengkonfimasi sebanyak 431 petugas polisi terluka dan mendapat serangan dalam kekerasan yang terjadi di tempat pemungutan suara referendu Catalunya. Meski demikian, tak disebutkan dengan jelas apakah seluruhnya mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Dialnsir laman the spain report, Senin (2/10), Kekerasan di Catalunya terjadi di tengah referendum kemerdekaan wilayah itu. Sejak lama warga di sana merasa tidak menjadi bagian dari Spanyol. Permintaan untuk memisahkan diri dari negara itu kerap terdengar, termasuk dalam laga pertandingan klub sepak bola FC Barcelona.
Klub itu dianggap menjadi simbol aspirasi warga Catalunya. Motto yang FC Barcelona miliki juga menunjukkannya, yaitu Mes que un club atau berarti Barcelona tidak sekadar tim.
Pemerintah Spanyol menganggap refrendum yang digelar pada 1 Oktober lalu di Catalunya sebagai sesuatu yang ilegal. Polisi dan pasukan keamanan dalam jumlah besar kemudian dikerahkan untuk mencegah pemilihan itu berlangsung,
Sebanyak 319 kotak suara referendum ditutup. Hal ini menimbulkan protes dari para pendukung kemerdekaan Catalunya dan bentrokan kemudian tak dapat dihindarkan.