Selasa 03 Oct 2017 15:20 WIB

Anggota GMPG Heran AMPG Laporkan Mantan Ketuanya ke Polisi

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia
Foto: Republika/Prayogi
Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Syamsul Rizal mengatakan dirinya tak habis pikir organisasi kepemudaan partai Golkar, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) melaporkan dua mantan Ketua Umum (Ketum)-nya sekaligus. Menurutnya, partai tersebut sudah sakit.

"Kami tidak habis pikir dengan apa yang terjadi di Golkar, terutama di DPP saat ini. Ahmad Doli Kurnia dan Yorrys Raweyai dilaporkan AMPG yang Ketumnya Fahd Arafiq, yang telah pula menjad iterpidana kasus korupsi Alquran," ungkap Syamsul dalam keterangan persnya, Selasa (3/10).

Menurut dia, partai tersebut sudah begitu sakit. Koruptor yang seharusnya sudah dipecat, kata dia, malah masih leluasa dan mengatur orang-orang. Bahkan, lanjut Syamsul, mereka melaporkan kedua seniornya yang sedang berjuang menyelamatkan partai ke polisi pula.

"Dan yang membuat kami tambah heran, di mana akal sehat para anak-anak muda yang tergabung di AMPG itu. Di mana idealisme mereka, sehingga masih mau dipimpin dan bahkan disuruh-suruh oleh terpidana korupsi," terang dia.

Syamsul menyebutkan, hal itu justru akan menambah beban citra Golkar ke arah negatif. Ia menilai, bagaimana Golkar akan bisa menarik simpatik pemilih pemula dan menambah basis konstituen muda baru dengan berlumuran isu korupsi. Menurut dia, hal itu sangat tidak masuk akal.

"Selain itu, laporan ke polisi tersebut, yang pasti adalah perintah Setya Novanto dan kelompoknya di DPP, menunjukkan, kepemimpinan DPP Golkar saat ini diisi orang-orang yang tidak punya pengalaman mengelola organisasi," kata dia.

Ia menilai, orang-orang tersebut antikritik dan antiperbedaan pendapat. Mereka, lanjut Syamsul, tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan internal. Sehingga, harus melibatkan pihak ketiga seperti kepolisian.

"Tindakan itu kan sama seperti ketua kelas yang tak mampu menertibkan kelasnya, kemudian mengadu ke Kepala Sekolah. Jawabnya kan sederhana, ganti saja Ketua Kelasnya karena sudah tidak mampu," sambung Syamsul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement