REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Hubungan Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi turut menanggapi penembakan massal di Las Vegas. Menurut dia, dengan kejadian itu seharusnya dunia Internasional sadar bahwa tindakan terorisme tidak dilakukan oleh Muslim.
"Dunia International seharusnya sadar betul bahwa korban kebiadaban terhadap kemanusiaan di AS ternyata dilakukan oleh non-Muslim. Hanya media kurang berpihak kepada Muslim, sebaiknya dicover secara adil agar dunia paham dan sadar," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (3/10).
Ia menuturkan, pelaku penembakan, Stephen Paddock tak lain merupakan seorang penjudi. "Ternyata beliau sangat dipresi berat akibat kalah dalam berjudi selama tiga kali di mana nilainya puluhan ribu dollar AS. Pelaku yang tetap bujang sampai umur 64 tahun itu sehari harinya adalah keluyuran dari satu kasino ke kasino dan hotel lain," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, insiden tersebut merupakan murni aksi kejahatan. Bahkan, Trump mencoba menghindari kata "terorisme".
Pembunuhan massal orang-orang tak berdosa tidak secara otomatis memenuhi definisi terorisme yang berlaku umum. Terorisme membutuhkan motif politik, ideologis, atau religius.
Namun di luar analisis akademis itu, kata 'terorisme' juga sering kali digunakan sebagai senjata verbal, terutama untuk melabeli tersangka Muslim. "Labelnya sangat merendahkan dan memberikan begitu banyak tekanan," kata Martha Crenshaw, pakar terorisme di Pusat Keamanan dan Kerja Sama Internasional Stanford, dikutip New York Times.