REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS - Setiap detail aksi pembunuhan massal yang dilakukan oleh Stephen Paddock di Las Vegas, pada Ahad (1/10) malam, tampaknya telah direncanakan dengan cermat. Ia memilih kamar hotel di Mandalay Bay Hotel and Casino yang menghadap langsung ke konser musik Harvest Festival pada Kamis (28/9).
Di dalam kamar hotel itu telah ditemukan 23 pucuk senjata api bersama ribuan amunisi. Tak hanya itu, polisi juga menemukan bahan peledak di dalam mobil dan tempat tinggal Paddock di Mesquite, Nevada.
Dilansir dari CNN, pada Selasa (3/10) sore, polisi mengatakan Paddock telah memasang kamera pengawas di kamar hotelnya dan di lorong kamar. FBI saat ini sedang menyelidiki fungsi dari kamera pengawas itu.
Namun Sheriff Clark County, Joseph Lombardo, mengatakan Paddock mungkin memasang kamera tersebut untuk mengawasi jika ada orang yang mendekati kamarnya. Tidak ada yang tahu mengapa Paddock berubah dari seorang pensiunan akuntan menjadi pembunuh massal paling mematikan dalam sejarah modern AS.
Tembakan tak henti-hentinya telah menewaskan 59 orang yang sedang menikmati konser. Polisi mengatakan dia melakukan tembakan selama sembilan menit setelah panggilan pertama 911.
Lebih dari 500 orang masih berusaha pulih dari cedera. Mereka mengalami luka tembak dan luka memar saat kebingungan melarikan di dari tembakan di antara 22 ribu penonton konser lainnya.
Sejauh ini, polisi yakin Paddock bertindak seorang sendiri. Setelah ia tewas di kamar hotelnya, polisi masih kesulitan menemukan motif pembunuhan massal yang dimiliki Paddock.