Rabu 04 Oct 2017 16:30 WIB

Australia akan Miliki Transfer Antarbank Lebih Cepat

Rep: Ky Chow/ Red:
abc news
abc news

Transfer dana real-time antar-rekening bank di Australia, bahkan dari institusi yang berbeda, akan segera diluncurkan. Rencana ini kemungkinan akan dimulai Januari 2018, setelah adanya peningkatan infrastruktur bernilai miliaran dolar.

Setelah meninjau sistem pembayaran Australia di tahun 2012, pelanggan empat bank terbesar di Australia berserta 50 institusi dengan skala lebih kecil, akan secara otomatis menggunakan pembayaran instan, mulai sekitar Australia Day.

Adrian Lovney adalah Direktur Eksekutif dari New Payments Platform, sebuah inisiatif yang dibentuk oleh 13 bank Australia pada tahun 2014 untuk membangun teknologi transfer instan.

Lovney mengatakan transfer tidak akan lagi harus menunggu hingga akhir pekan. "Manfaat utamanya adalah uang dapat diterima saat itu juga, dan akan terjadi 24 jam sehari dalam sepekan, 365 hari dalam setahun," kata Lovney.

"Baik di akhir pekan, hari libur, jam 3 dini hari, uang akan sampai di rekening bank penerima dalam waktu 30 sampai 45 detik."

Lovney memperkirakan empat dari setiap lima rekening bank akan dapat mengambil keuntungan dari perubahan tersebut pada akhir Januari. Beberapa bank internasional dan bank dengan skala lebih kecil akan mendapat keuntungannya setelahnya.

Ia mengatakan di saat kita terbiasa dengan cara lama melakukan transfer antar bank dengan beberapa tahapan, nasabah semakin menilai layanan bank berdasarkan kecepatannya.

"Mereka berharap semua dilakukan secara instan, dengan ponsel, dalam ekonomi digital 24 jam sehari dalam sepekan. Mereka berharap jika akan mengirimkan uang, akan diterima saat itu juga dan bukan minggu depan," katanya.

Meski butuh waktu lebih lama telah membuat banyak orang kesal, penundaan ini sebenarnya membuat analis anti-penipuan lebih banyak waktu untuk menangkap dan menghentikan transaksi penipuan.

Lovney mengatakan bank perlu memastikan mekanisme untuk mencegah kejahatan keuangan yang sudah ada untuk dipertahankan.

"Yang mungkin kita lihat adalah orang-orang menggunakan kecepatan sistem untuk merampok atau menipu orang atau untuk mengelabui orang dengan cara sudah lakukan saat ini, tapi lebih cepat," katanya.

"Kami telah banyak mendengar soal penipuan ATO [badan pajak Australia], menelepon berpura-pura dari kantor pajak, atau kami juga melihat banyak aktivitas seputar penipuan yang berbau romantis."

Kecerdasan buatan menawarkan keamanan yang lebih besar bagi bank

Namun dengan adanya keuntungan dari transaksi yang lebih cepat antar bank semakin besar godaan bagi para penipu untuk mengeksploitasi sistem tersebut.

Capital One yang berbasis di Amerika Serikat bisa jadi akan menjadi masa depan bank-bank Australia, di mana artificial intelligence, atau kecerdasan buatan dan mesin-mesin pintar dapat membantu memantau transaksi yang mencurigakan.

"Karena kami memantau transaksi pelanggan, kami melihat apakah sebuah kartu telah dipakai dua kali, atau mungkin mereka meninggalkan tip yang luar biasa besar, atau mungkin tagihan berulang [yang meningkat]," kata Rob Alexander, direktur informasi.

"Kami dapat memberi mereka pemberitahuan saat itu juga, dan oleh karena itu nasabah dapat mengambil tindakan dan menyelesaikannya."

Kemampuan untuk memanfaatkan perintah suara yang terintegrasi untuk teknologi real-time juga memberi manfaat bagi konsumen.

"Apa yang saya beli di Starbucks bulan lalu? Jika Anda memikirkannya, sebenarnya ini adalah hal yang rumit untuk dijawab, karena kita harus melihat laporan keuangan bank kembali," kata Alexander.

"Secara real-time, kita bisa melakukan perhitungan itu untuk Anda dan segera memberi tahu apa yang dibeli di Starbucks bulan lalu."

Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement