REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendirikan posko yang melibatkan anggota kepolisian dan masyarakat pascaserangan beruang liar. Serangan beruang tersebut menyebabkan seorang warga Kampar meninggal dunia.
"Kita bersama masyarakat, camat dan polisi sepakat membentuk posko. Tujuannya agar masyarakat sabar dan tidak mengambil tindakan sendiri pasca peristiwa itu," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Hutomo kepada Antara di Pekanbaru, Rabu (4/10).
Selain itu, Hutomo yang sedang berada di Desa Teluk Paman, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar atau lokasi penyerangan tersebut mengatakan pihaknya terus memperluas areal pencarian. Ia menuturkan upaya pencarian beruang yang menyebabkan seorang perempuan Buni (47) meninggal dunia tersebut terkendala dengan medan yang sulit.
"Secara umum lokasi penyerangan memang di perkebunan. Tapi kebun ini dikelilingi hutan yang masih sangat lebat. Ini yang cukup menyulitkan kita," tuturnya.
Buni meninggal pada Selasa pagi (3/10) kemarin sebelum sempat mendapatkan penanganan medis. Ia mengalami luka parah sekujur tubuh setelah diserang hewan liar tersebut saat menderes karet.
Sementara suaminya Saruli (60) mengalami luka parah yang kini dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, atau berjarak sekitar 80 kilometer dari tempat kejadin perkara. Lebih jauh, Hutomo menuturkan bahwa peristiwa penyerangan beruang ke warga Kecamatan Kampar Kiri tersebut baru pertama kali terjadi. Ia menduga, beruang yang menyerang warga tersebut jenis beruang merah.
"Ini baru pertama kali terjadi, jadi memang ada dugaan itu beruang moncong merah yang menyerang. Habitatnya memang ideal di sini karena perkebunan ini masih dikelilingi hutan lebat," ujarnya.
Selain memperluas areal pencarian, ia juga mengatakan pihaknya memasang sejumlah penjerat beruang. Lokasinya disebar ke sejumlah sudut yang sebelumnya telah diinformasikan ke masyarakat.