Rabu 04 Oct 2017 18:22 WIB

Gubernur: Travel Advisory ke Bali Segera Dicabut

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Bayu Hermawan
 I Made Mangku Pastika
Foto: Republika/Yogi Ardhi
I Made Mangku Pastika

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Provinsi Bali, Made Mangku Pastika perwakilan 35 konsulat jenderal negara sahabat di Bali. Tujuannya menjelaskan kondisi terkini Gunung Agung dan meminta lima negara yang sudah mengeluarkan travel advisory mencabut imbauan tersebut.

"Saya sudah meminta lima negara yang memberi travel advisory untuk mencabut imbauan tersebut. Mereka sudah setuju," kata Pastika di Kantor Gubernur Bali, Rabu petang (4/10).

Pastika mengatakan hanya ada 28 desa yang terdampak ancaman erupsi Gunung Agung. Radius zona merah yang ditetapkan hanya sembilan kilometer (km) dan perluasan sektoral 12 km. "Bali ini punya 716 desa, yang berarti masih banyak desa aman untuk dikunjungi," katanya.

Pemprov Bali akan memberi jaminan visa dan akomodasi sebanyak lima ribu wisatawan mancanegara (Wisman) yang diperkirakan berada di Bali jika saat erupsi terjadi. Mereka juga bisa difasilitasi untuk kembali ke negaranya melalui bandara terdekat dari Bali, seperti Surabaya (Jawa Timur) dan Lombok (Nusa Tenggara Barat).

Mantan Kapolda Bali ini berharap penjelasannya kepada seluruh perwakilan konsulat jenderal di Bali bisa mengubah pandangan Wisman tentang kondisi Bali yang masih aman saat ini. Bali dinilainya sudah profesional menghadapi segala bentuk ancaman, termasuk ancaman keamanan dan bencana alam.

Kementerian Pariwisata mencatat lima negara mengeluarkan travel advisory atau imbauan bagian warga negaranya yang akan melakukan perjalanan ke Bali. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara di Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan kelima negara tersebut adalah Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Inggris.

"Travel advisory ini bukan larangan bagi warga negaranya berkunjung ke Bali atau daerah lain di Indonesia, melainkan nasihat atau imbauan untuk hati-hati saat berkunjung ke negara atau daerah yang rawan bencana," kata Pitana beberapa waktu lalu.

Pemerintah akan mengomunikasi kondisi terkini Gunung Agung kepada masyarakat internasional lebih luas melalui sistem informasi satu pintu di halaman Wonderful Indonesia atau www.indonesia.travel. Kementerian Pariwisata memiliki 19 perwakilan di luar negeri dan sudah disurati terkait perkembangan gunung berapi ini.

Ketua Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengatakan ancaman erupsi Gunung Agung saat ini sudah berdampak pada pariwisata Bali, khususnya Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Sepanjang Oktober 2017, PHRI Bali mencatat penurunan tingkat keterisian (okupansi) hotel hingga 20 persen atau setara 70 ribu wisman.

"Oktober ini biasanya okupansi hotel berkisar 65 persen, sedangkan saat ini turun menjadi 45 persen," ujarnya dijumpai terpisah.

Gunung Agung sampai saat ini masih berstatus awas atau level empat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat hingga pukul 18.00 WITA, Rabu ini terjadi 75 gempa vulkanik dangkal, 93 gempa vulkanik dalam, dan 10 gempa tektonik lokal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement