REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menandai 17 tahun berkarier di belantika musik Indonesia, penyanyi Andien Aisyah kembali mengeluarkan album terbarunya bertajuk Metamorfosa. Album ini menjadi obat kerinduan para penggemar akan lantunan suara dari penyanyi yang telah merilis 6 album sebelumnya.
Album ketujuh ini terasa begitu personal. Senada dengan judulnya, album Metamorfosa menggambarkan perubahan kehidupan Andien mulai dari awal karier hingga kini menyandang peran sebagai seorang istri dan ibu.
"Album ketujuh ini aku melihat kembali masa awal karier, di mana sudah 17 tahun berkarier melewati masa seperti senioritas, bikin lagu sulit dicerca, bikin lagu mudah juga dicerca," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/10).
Rekaman album yang diproduseri oleh Nikita Dompas ini dimulai ketika Andien 4 bulan mengandung anak pertamanya. Proses pembuatan album ini memakan waktu sekitar satu tahun mulai dari persiapan materi album hingga mastering dan telah didistribusikan dalam bentuk CD album dna digital mulai Oktober tahun ini.
"Sulitnya itu mengatur mood dalam proses penyelesaian album ini. Saat 6 bulan hamil harusnya berhenti nyanyi tapi aku kuat sampai 9 bulan, aku mampu melakukan peran itu, namanya perempuan diberikan kekuatan," ucap Andien.
Sebanyak 11 lagu yang ada dalam album ini kental nuansa jazz dan lebih soulful. Selain Belahan Jantungku dan Indahnya Dunia, penikmat musik juga dapat mendengarkan lantunan suara Andien pada lagu Warna, Biru, Askara, Metamorfosa, Halo Sayangku, Pelita.
Untuk album ini, Andien menggandeng beberapa musisi dan seniman seperti Tohpati, Abenk Alter, Lale Ilman Nino dan Tulus juga turut serta memberikan warna pada album ini.