REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Stephen Paddock, pria yang dengan brutal menembaki kerumunan sebuah konser musik country di Las Vegas Strip pada Ahad, pernah diresepkan obat anti-kecemasan pada Juni silam.
Fakta itu diungkapkan oleh Las Vegas Review-Journal.
Mengutip laporan dari Program Pemantauan Resep Nevada pada Selasa, Journal memberitakan Paddock telah mendapat resep diazepam sebanyak 50 tablet dengan dosis 10 miligram oleh seorang dokter pada 21 Juni.
Nama dagang obat tersebut adalah Valium. Laporan tersebut mengatakan, diazepam dapat memicu perilaku agresif.
Pihak berwenang yang menyelidiki pembunuhan massal tersebut dapat mencoba melakukan 'autopsi psikologis' untuk mencoba mengungkap apa yang membuat Paddock melakukan aksi biadab tersebut.
Jim Clemente, seorang pensiunan profiler FBI, dalam sebuah wawancara mengatakan, kalau otak Paddock tidak hancur saat ia bunuh diri, para ahli dapat menelusuri kemungkinan adanya kelainan neurologis atau malformasi otak.
"Genetik yang membuat senjata terisi amunisi, kepribadian dan psikologi membuat orang mengarahkan senjata, dan pengalaman biasanya menuntun orang dalam meletuskan tembakan," kata Clemente.
Ayah Paddock, seorang perampok bank, didiagnosis menderita psikopat, kata Clemente.
Mencoba menganalisis pemicu kekejian Paddock, Clemente berspekulasi bahwa ada semacam pemicu utama dalam kehidupan Paddock. Entah berupa sebuah kehilangan besar, perpisahan, atau mungkin dia baru tahu bahwa dia mengidap penyakit mematikan.
Psikiater forensik New York James Knoll pada 2008, menggambarkan 'autopsi psikologis' sebagai prosedur yang dimulai pada 1958 yang melibatkan analisis retrospektif menyeluruh dan sistematis, tentang kehidupan orang yang meninggal. Fokusnya khusus pada faktor risiko bunuh diri, motif, dan niat.
Siapa Paddock Sebenarnya?
Paddock, yang dilengkapi dengan hampir dua lusin senjata, melepaskan tembakan dari kamarnya di lantai 32 di Mandalay Bay Resort and Casino, ke kerumunan 22.000 orang di Route 91 Harvest Festival. Dia membunuh setidaknya 59 orang dan melukai lebih dari 500 orang dalam waktu sekitar 11 menit.
Paddock tidak memiliki catatan kriminal. Catatan publiknya tidak menunjukkan tanda-tanda masalah keuangan, meskipun dia dikatakan sebagai penjudi besar.
Saudaranya, Eric Paddock, mengatakan dia bingung untuk menjelaskan pembantaian tersebut.
"Tidak ada afiliasi, tidak ada agama, tidak ada politik. Dia tidak pernah peduli dengan semua itu," kata saudara laki-laki Paddock di luar rumahnya di Florida, seperti dilansir Foxnews.
FBI menggugurkan kemungkinan adanya hubungan Paddock dengan terorisme internasional, bahkan setelah kelompok negara Islam tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Eric Paddock mengatakan saudaranya memang pernah menunjukkan sisi konfrontatif. Dia sangat membenci asap rokok sehingga dia membawa cerutu dan meniupkan asap ke wajah orang-orang saat mereka menyalakan rokok di sekelilingnya.
Pihak berwenang telah berbicara dengan pacar Paddock, Marilou Danley (62) yang berada di luar negeri pada saat penembakan tersebut. Danley telah kembali ke Amerika Serikat dari Filipina pada Selasa malam.
Clark County Sheriff Joseph Lombardo mengatakan bahwa dia yakin akan menemukan apa yang menjadi motif Paddock melakukan tindakan gila itu.