REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf mengungkapkan alasan yang membuat banyak pengguna narkoba beralih ke penyalahgunaan obat keras atau obet ilegal. Alasan itu menurutnya adalah karena nerkoba sulit didapat. Jika pun ada, narkoba yang dijual dibandrol dengan harga mahal.
"Mungkin nyari narkoba sulit, kalau ada pun mungkin mahal. Akhirnya ya penyalahgunaan obat ini yang terjadi, oplosan-oplosan itu yang terjadi. Lebih murah dan lebih mudah didapat," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul di Surabaya, Kamis (5/10).
Sadar akan banyaknya penyalahgunaan obet keras dan ilegal, terutama di kalangan anak muda, Gus Ipul ingin pengawasan diperketat. Sebab, dengan memperkuat pengawasan, Gus Ipul yakin penyalahgunaan obat itu bisa berkurang. "Kita perkuat pengawasannya, itu akan mengurangi dan menghambat peredaran obat-obat yang seperti itu yang sekarang ada semacam tren," ucap Gus Ipul.
Pengawasan yang dimaksud, Gus Ipul mengatakan, sudah pasti ada urutan-urutannya. Di apotek misalnya, semua obat-obatan yang dibeli di sana harus dengan resep dokter. "Kalau di toko obat itu kan ada aturan-aturannya juga. Apotek itu semua jenis obat boleh. Tapi kalau di toko obat kan cuma obat terbatas bebas dan obat bebas," tambah Gus Ipul.
Sebelumnya, Gus Ipul mengungkapkan adanya peralihan tren dari penyalahgunaan narkoba ke penyalahgunaan obat keras. Maka dari itu, Gus Ipul berharap, seluruh stakeholder bisa melakukan usaha-usaha dalam penanggulangan penyalahgunaan obat tersebut.
Pertama, yang menurutnya bisa dilakukan adalah melakukan tindakan preventif promotif dengan mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan jika ditemui penyalahgunaan di sekitarnya. Langkah tersebut nantinya bisa disinergikan dengan kepolisian, kejaksaan, untuk melakukan tindakan hukum.
"Selain itu, imigrasi dan bea cukai juga bisa berperan dengan cara melakukan pengawasan, dan pengetatan, keluar masuk obat," kata Gus Ipul.