REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menaruh perhatian terhadap para korban bencana longsor pada Ahad, (1/10). Bagi korban longsor yang rumahnya tak lagi memungkinkan ditempati direncanakan dipindah ke tanah milik desa setempat.
Bupati Tasik Uu Ruzhanul Ulum mengatakan belum bisa mengeluarkan status darurat bencana meski pada Ahad lalu terdapat 14 titik bencana tanah longsor. Sebab terdapat persyaratan tertentu supaya status tersebut bisa dikeluarkan. Sehingga para korban tak bisa mendapat bantuan dari dana tanggap darurat. Hanya saja, ia menjanjikan korban bisa direlokasi ke tanah desa.
"Bagi mereka yang kena bencana kami inventarisir. Kalau tanah itu tidak lagi bisa digunakan buat rumah kami usahakan relokasi tapi perlu waktu karena biasaya ke tempat tanah milik desa harus ada akomunnikasi ke kepala desa," katanya pada wartawan usai hadir di acara HUT TNI, Kamis (5/10).
Tak hanya bantuan berupa lahan pada korban longsor, Pemkab Tasik juga membantu biaya pembangunan rumah. Menurutnya terdapat mekanisme pemberian bantuan biaya pembangunan rumah terhadap korban longsor.
"Kami bantu pembangunan rumah sekitar Rp 20 juta, entah berapa sekarang apa mungkin ditambah karena harga-harga sudah meningkat," ujarnya.
Di sisi lain, Uu mengingatkan masyarakat untuk selalu siaga memasuki musim penghujan karena potensi bencana seperti longsor atau banjir meningkat. Masyarakat pun, kata dia, diminta aktif melaporkan apabila terdapat kerawanan bencana di wilayahnya.
"Musim hujan baru turun akan lama sampai Desember, tak tertutup kemungkinan ada bencana lagi. Harus siaga dan tetap adakan komunikasi dengan pemerintah setempat dari mulai desa, kecamatan sampai kabupaten," ucapnya.