REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menyampaikan hubungan antara TNI dengan umat Islam yang menjadi bagian dari rakyat Indonesia, adalah sebuah keniscayaan. Kuatnya TNI, ujar dia, adalah ketika bersama rakyat.
"Hubungan TNI dengan rakyat, tidak hanya sekedar dengan umat Islam, itu adalah sebuah keniscayaan, karena kuatnya TNI adalah bersama rakyat. Sampai sekarang hubungan TNI dan rakyat itu masih baik," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (5/10).
Marsudi melanjutkan, hubungan antara TNI dan para ulama pun harus terus dijaga. Sebab, ulama dan umat Islam itu bagian dari rakyat. Nahdlatul Ulama pun telah menjalin kerja sama berupa pakta pertahanan dengan TNI, untuk bersama-sama melawan proxy war.
"PBNU mempunyai kerja sama namanya pakta pertahanan, yaitu proxy war. Dengan itu pastilah tentara akan bersama rakyat. Karena mayoritas di Indonesia memeluk Islam, tentu bersama umat Islam," kata dia.
Marsudi mengakui bahwa perang memang mudah pecah. Contohnya ada pada beberapa negara yang tadinya aman tapi kemudian terjadi konflik peperangan. Namun, di Indonesia, menurut dia, jika rakyat dan tentara itu sama-sama menjalin kerja sama yang baik, maka tentu bangsa ini akan tetap aman sekaligus dibikin skenario agar terjadi perpecahan.
"Kalau rakyatnya baik untuk menjaga kerj sama dengan tentara, untuk menjaga NKRI, Insya Allah betapa pun diskenariokan dari pihak manapun untuk Indonesia, bangsa ini akan tetap terjaga," ucap dia.