REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera Juha P Salim menilai, Sumatera Barat (Sumbar) merupakan tempat lahirnya Islam yang moderat. Hal itu ditandai dengan tingkat toleransi terhadap pemeluk agama lain yang cukup baik.
"Saya sudah bertemu dengan sejumlah kepala daerah, akademisi hingga ulama berdiskusi tentang Islam ternyata tidak seperti anggapan selama ini yang terlihat konservatif, di Sumbar Islam lebih damai dan toleran," kata dia di Padang, Kamis (5/10) dalam rangkaian kunjungan ke Sumatera Barat.
Menurutnya, orang-orang di Sumatera Barat sangat menghargai agama dan menjadikannya sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat. "Setelah berbincang dengan sejumlah tokoh ternyata warga Sumbar juga menjunjung tinggi kebebasan beragama dan menghormati pemeluk agama lain," kata dia.
Ia mengatakan, hal ini sama dengan yang terjadi di Amerika Serikat yaitu kebebasan beragama dijamin oleh konstitusi negara. Juha mengaku, selama di Sumbar bertemu dengan sejumlah pihak mulai dari Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wali Kota Padang Mahyeldi, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, sejumlah ulama, pimpinan ormas, hingga berkunjung ke Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang.
"Kami juga berdiskusi soal Islam di Sumatera Barat dan membicarakan upaya mencegah radikalisme," katanya.
Terkait adanya pandangan bahwa terorisme identik dengan Islam, ia mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah melawan informasi salah yang selama ini beredar dan berkembang. "Dalam hal ini media juga harus mengambil peran dengan menyampaikan kebenaran," katanya.