REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Warga Kota Cirebon mengeluhkan sulitnya memperoleh gas elpiji 3 kg. Jikapun tersedia, harga gas melon itu melonjak.
"Sudah keliling ke banyak warung, tapi susah sekali dapat gas elpiji 3 kg," keluh seorang warga Kelurahan/Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Nurul, Kamis (5/10).
Nurul mengatakan, sudah dua pekan ini gas elpiji 3 kg sangat sulit diperoleh. Padahal, biasanya gas tersebut sangat mudah dijumpai di warung-warung di sekitar rumahnya. Selain di warung, gas itu juga dijual keliling oleh pedagang yang menggunakan sepeda motor dan sepeda. Mereka pun lewat hampir setiap hari.
Hal yang sama juga diungkapkan warga Cangkring lainnya, Mumun. Dia mengaku sampai mencari gas elpiji ke daerah Kedawung, yang jaraknya lima kilometer dari tempat tinggalnya.
Beruntung, Mumun memiliki dua buah tabung elpiji 3 kg. Karenanya, saat satu tabung terpakai, dirinya akan mencari tabung lainnya untuk persiapan.
"Tapi nyarinya susah. Seringnya yang jualan juga tidak mau melepas kalau tinggal dua atau tiga tabung. Soalnya Mereka juga butuh," tutur Mumun.
Warga lainnya, Niti, menambahkan, selain susah diperoleh, harga gas elpiji 3 kg juga melambung. Dia mengaku membeli gas melon itu dengan harga Rp 25 ribu, dari yang biasanya hanya Rp 20 ribu per tabung.
Sementara itu, Kabid Elpiji Hiswana Migas Cirebon, Fauzi Hasan, saat dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan laporan mengenai kelangkaan itu. Dia pun berjanji akan segera menelusurinya. "Penyaluran gas elpiji 3 kg tidak ada yang dikurangi. Masih seperti biasa," kata Fauzi.
Namun, Fauzi mengakui, jumlah gas elpiji 3 kg yang bersubsidi memang tiap tahun jumlahnya tidak mengalami kenaikan. Sedangkan di sisi lain, jumlah penduduk terus mengalami kenaikan.
Kondisi itu diperparah dengan cukup banyaknya rumah tangga maupun industri yang juga menggunakan gas elpiji 3 kg. Padahal mereka seharusnya tidak berhak menggunakan gas tersebut.
Koordinator Daerah (Korda) Hiswana Migas Kota dan Kabupaten Cirebon, Gunawan Kalita, menyebutkan, jumlah gas elpiji 3 kg yang disalurkan khusus untuk Kabupaten Cirebon saja berkisar 1,3 juta hingga 1,5 juta tabung per bulan.
"Kalau ingin aman, sebenarnya jumlah yang didistribukan seharusnya mencapai 1,7 juta tabung," terang Gunawan.