REPUBLIKA.CO.ID,Australia sudah lama memproduksi mobil dalam jumlah besar, namun semuanya akan berakhir bulan Oktober ini. Perusahaan mobil Holden akan menutup pabriknya di Adelaide (Australia Selatan) tiga minggu mendatang, tanggal 20 Oktober, dan 944 pekerjanya akan kehilangan mata pencarian mereka.
Namun PHK lebih besar terjadi Rabu (4/10) di Melbourne, ketika perusahaan mobil Toyota menutup pabrik mereka di Altona, yang membuat 2.500 pekerja mereka tidak lagi memiliki pekerjaan di sana.
Sejak penutupan pabriknya di Australia tahun lalu, perusahaan mobil asal Amerika Serikat Ford dan pemerintah Australia sudah menghabiskan dana jutaan dolar untuk melatih kembali pekerja mereka, namun hanya sedikit yang berhasil menemukan pekerjaan baru.
Menurut Serikat Buruh Manufaktur Australia (AMWU), para pekerja dari industri permobilan ini menghadapi kemungkinan kesulitan mendapatkan pekerjaan baru. "Sebagian besar dari mereka akan menemukan pekerjaan sambilan yang mungkin kemudian menjadi pekerjaan penuh waktu namun gaji mereka akan sangat rendah dari sebelumnya." kata Paul Difelice dari Divisi Kendaraan AMWU.
Ini memang konsisten dengan apa yang terjadi di kalangan mantan karyawan dari industri otomotif ketika perusahaan mereka tutup. Di tahun 2004, perusahaan Jepang Mitsubishi menutup pabrik mereka di Londsdale, Adelaide.
Dua tahun setelah penutupan, kata Professor Andrew Beer dari Flinders University di Adelaide, para mantan pekerja itu mengalami kehidupan yang sulit. Penelitiannya menunjukkan bahwa hanya sepertiga dari para pekerja tersebut yang bisa menemukan pekerjaan penuh waktu yang setara dengan pekerjaan sebelumnya.
Sisanya seperti tiga lagi tidak bekerja atau bekerja tidak penuh waktu, dan sisanya tidak bekerja sama sekali.
Pekerja yang dilatih kembali berpenghasilan lebih rendah
Namun sekarang sudah ada program khusus untuk melatih kembali para mantan pekerja dari dunia otomotif tersebut. Delapan mantan pekerja dari pabrik Ford sekarang melakukan magang di proyek pemindahan pintu palang kereta di Rosanna.
Salah seorang diantaranya adalah Jason Eames, yang mengatakan setelah Ford tutup dia hanya bisa mendapatkan pekerjaan tidak tetap. "Saya mulai bekerja menjadi tukang daput, dengan perusahaan yang memang khusus melakukan pencatan dapur." kata Eames. "Saya melakukannya selama dua bulan, dan kemudian pindah mengendarai truk selama dua bulan."
Meski penghasilan untuk pekerjaan baru ini sangat rendah Eames tidak ragu untuk terlibat dalam proyek pemindahan pintu palang kereta tersebut. Di sisi lain, Ruth Lopez sudah bekerja lebih dari 20 tahun sebelum kemudian berhenti dari Ford.
Lopez mengatakan situasi ekonominya memang memburuk, namun dia berharap kteterlibatan dalam proyek kereta ini akan memberinya manfaat nantinya. "Perbedaannya besar sekali dalam soal pendapatan." katanya. "Namun saya tahu di masa depan, saya akan mendapat manfaat besar, makanya saya tetap bertahan di sini."
Geelong masih bertahan meskip Ford sudah tutup
Ford memiliki dua pabrik besar di negara bagian Victoria sebelum kemudian ditutup, yaitu di Geelong (sekitar 74 km dari Melbourne) dan Broadmeadows (sekitar 20 km dari pusat kota Melbourne). Dampak dari penutupan Ford berbeda untuk kedua daerah tersebut.
Sekarang ini, di pusat kota Geelong tampak adanya pembangunan berbagai gedung baru. Menurut Bernadette Uzelac, Ketua Kadin Geelong, proyek pemerintah baik dari negara bagian maupun dari pemerintah Federal membantu menutupi masalah yang ditinggalkan oleh penutupan Ford.
Juga dalam waktu dekat, Geelong akan menjadi Kantor Pusat Skema Difabel Nasional dan juga Komisi Kecelakaan Transportasi dan Tempat Kerja negara bagian Victoria. "Penutupan Ford tidak memberikan dampak yang sangat buruk seperti yang sempat kami khawatirkan sebelum penutupan terjadi." kata Uzelac.
"Yang terjadi setelah itu adalah banyaknya pembangunan dan aktivitas di sini."
Geelong juga mengalami booming dalam pembangunan perumahan. "Kita melihat banyak orang yang pindah dari Melbourne ke Geelong." kata Uzelac lagi. "Melbourne semakin menjadi tempat yang tidak terjangkau bagi sebagian orang, dan Geelong menjadi alternatifnya."
Namun keadaan di Broadmeadows sangat berbeda. Sebelum penutupan Ford, Broadmeadows sudah menjadi salah satu kawasan yang bermasalah, dengan tingkat pengangguran sekitar 25 persen.
Penutupan Ford tidak saja mempengaruhi para pekerja di sana, namun juga berbagai bisnis yang sebelumnya menggantungkan hidup pada Ford. Amira Haydar adalah manajer toko makanan Falafel Houdy (dengan lokasi di depan pabrik Ford yang sekarang sudah tutup) dan mengatakan bahwa bisnis menuurn 10 sampai 20 persen setelah Ford tutup.
"Sebelum Ford tutup, toko kami sibuk sekali pas makan siang." katanya. "Daerah ini sekarang sepi sekali setelah Ford tutup."
Menteri: Penutupan Toyota akan lebih besar dibandingkan Ford
Menteri Pelatihan dan Ketrampilan Pekerja Victoria Gayle Tierney memperkirakan dampak penutupan pabrik Toyota akan lebih besar dibandingkan penutupan Ford. Ini disebabkan karena pekerja Toyota ini nantinya akan bersaing dengan pekerja Ford yang masih mencari pekerjaan.
"Akan ada ratusan atau ribuan orang yang mnencari kerjaan dalam waktu yang bersamaan." kata Tierney. Salah seorang pekerja yang harus mencari lapangan kerja baru itu adalah Peter Cook, yang sebelumnya telah bekerja di Toyota selama 27 tahun.
Cook memperkirakan situasi keuangannya akan menjadi lebih sulit. "Perbedaan besarnya adalah bahwa kami mendapat bayaran yang bagus di industri otomotif." katanya. "Sementara gaji di luar industri ini tidak berubah banyak selama 15 tahun terakhir, jadi perlu penyesuaian yang besar."
Menurut Paul Difelice dari Serikat Pekerja AMWU, janji dari pemerintah akan adanya pekerjaan baru yang lebih baik tidak terjadi. "Politisi federal mengatakan semaunya akan baik-baik saja, karena hilangnya pekerjaan di dunia otomotif akan digantikan dengan pekerjaan lain yang juga memerlukan ketrampilan tinggi." katanya. "Namun itu semua belum terjadi."
Simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini.