Kamis 05 Oct 2017 18:50 WIB

Polisi Mengaku Sulit Ungkap Motif Paddock, Ini Alasannya

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Eric Paddock menunjukan foto dirinya (kiri) dan kakak laki-lakinya  Stephen Paddock, (kanan) pelaku penembakan massal di Las Vegas, Nevada AS, Selasa (3/10).
Foto: John Raoux/AP
Eric Paddock menunjukan foto dirinya (kiri) dan kakak laki-lakinya Stephen Paddock, (kanan) pelaku penembakan massal di Las Vegas, Nevada AS, Selasa (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Kepolisian kesulitan untuk mengungkap motif peristiwa penembakan massal yang dilakukan Stepphen Paddock. Kehidupan tertutup yang dimiliki pelaku menjadi alasan sulitnya pengungkapan motif tersebut.

Sejauh ini kepolisian baru menyimpulkan jika Paddock merupakan personal yang terganggu dan berbahaya. Selain itu, dia juga menghabiskan banyak waktu untuk memperoleh senjata dan amunisi serta memiliki kehidupan rahasia.

"Saya cukup yakin semua tindakan yang dia lakukan sudah dievaluasi sebelumnya, dan itu menyulitkan," kata Clark County Sheriff Joseph Lombardo seperti dilansir laman Independent, Kamis (5/10).

Polisi yakin jika Paddock tidak bekerja sendiri. Hal ini jika melihat jumlah senjata yang sudah dia kumpulkan. Aparat akan bekerja keras untuk membuktikan hal tersebut.

Sebanyak 23 senapan lengkap beserta amunisinya memang ditemukan di Hotel Mandala Bay. Belum lagi sejumlah senjata api dan perangkat elektronik yang ditemukan di rumahnya di Mesquite, Nevada.

"Lihat saja semua itu, apakah dia bisa mendapatkan semuanya seorang diri?" kata Lombardo.

Keterangan yang diambil dari saudara kandung pelaku, Eric Paddock pun tidak banyak membantu penyelidikan. Eric mengatakan, saudaranya memang meerupakan pribadu yang tertutup sehingga sulit untuk menemukan suatu hal padanya.

Kekasih Stephen Paddock, Marilou Danley mengaku tidak mengetahui rencana pembantaian massal yang dilakukan Paddock. Menurut Danley, kekasihnya itu adalah sosok yang baik hati, perhatian, dan cukup pendiam.

"Paddock tidak pernah mengatakan apapun kepada saya atau mengambil tindakan apapun yang menunjukkan peringatan akan apa yang akan terjadi," kata Danley.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement