REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera Juha P Salim mengemukakan terorisme tidak terkait dengan agama. Namun yang terjadi selama ini adalah mengatasnamakan agama untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.
"Yang terjadi adalah organisasi teroris membajak nama agama untuk tujuan mereka guna mengubah persepsi publik," kata dia di Padang, Kamis dalam rangkaian kunjungannya ke Sumatera Barat.
Ia mencontohkan pada kasus penembakan yang terjadi di Las Vegas ada yang mengaitkan pelaku dengan kelompok bersenjata ISIS karena mereka mengklaim terlebih dahulu dan media terlalu cepat memberitakan.
"Padahal realitasnya tidak seperti itu dan tidak ada hubungan penembakan itu dengan Islam. Apakah pelaku adalah teroris hingga saat ini masih dalam penyelidikan polisi," katanya.
Menurutnya belajar dari kasus penembakan di Las Vegas organisasi teroris dengan mudah menggunakan media untuk memanipulasi kebenaran atas suatu peristiwa.
Ia mengungkapkan hingga saat ini upaya yang dilakukan untuk melumpuhkan kelompok bersenjata ISIS di Timur Tengah terus dilakukan. Hal yang perlu di waspadai oleh Indonesia, kata ia, adalah adanya ratusan orang yang bergabung dengan ISIS dan pulang ke negara masing-masing.
Terkait adanya pandangan bahwa terorisme identik dengan Islam ia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah melawan informasi salah yang selama ini beredar dan berkembang. "Dalam hal ini media juga harus mengambil peran dengan menyampaikan kebenaran," katanya.
Kemudian untuk menghapus pandangan tersebut Pemerintah Amerika Serikat juga memberikan akses kepada warga untuk mendapatkan informasi yang benar tentang Islam.
Bahkan beberapa waktu lalu Wakil Presiden Amerika Serikat sudah berkunjung ke Indonesia dan menemukan Islam di Indonesia moderat. Tidak hanya itu, Pemerintah Amerika Serikat juga mengundang ulama dan tokoh dari Indonesia untuk melihat langsung bagaimana kehidupan muslim di Amerika.