Kamis 05 Oct 2017 20:39 WIB

Presidium Alumni 212 Merasa Pemerintah Melakukan Sandiwara

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Menkominfo Rudiantara menghadiri rapat kerja dengan komisi II DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Menkominfo Rudiantara menghadiri rapat kerja dengan komisi II DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maaruf mengatakan, ia melihat ada sandiwara yang dilakukan pemerintah dalam penentuan Perppu Ormas. Karena itu, ia meminta, DPR-RI untuk obyektif dalam menentukan Perppu ini akan dijadikan Undang-undang (UU) atau tidak.

"Saya melihat ada semacam sandiwara. Sehingga pihak pemerintah tidak lagi menghormati DPR," ungkap Slamet kepada Republika.co.id, Rabu (4/10) malam.

Hal itu, dia katakan, lantaran dalam rapat yang dilakukan Komisi II DPR-RI, hanya satu dari tiga menteri yang diundang yang datang, yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika (Mekominfo) Rudiantara. Sedangkan dua menteri lainnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) tak hadir dalam rapat tersebut.

"Pemerintah terlalu yakin DPR akan menerima itu Perppu," kata dia.

Karena itu, Slamet berharap, DPR-RI untuk selalu obyektif dalam membahas Perppu tersebut. Dalam meminta pendapat pun, lanjut dia, DPR-RI harus melibatkan pimpinan ormas Islam, termasuk Presidium Alumni 212.

"DPR harus obyektif. Dalam meminta pendapat libatkan pakar hukum, undang pimpinan ormas islam. Seharusnya (termasuk) karena kita sudah minta RDPU sejak lama," ujar Slamet.

Sebelumnya, rapat pembahasan Perppu Ormas antara Komisi II DPR dan perwakilan pemerintah, pada Rabu (4/10), berlangsung penuh perdebatan. Pasalnya, dari tiga menteri yang diundang, hanya ada satu menteri yang bisa menghadiri rapat tersebut. Menteri yang hadir justru menteri yang tidak memiliki kaitan langsung dengan Perppu Ormas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement