Kamis 05 Oct 2017 20:52 WIB

OJK: Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mudah

Red: Nur Aini
 Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memberikan sambutan saat pembukaan seminar Perbankan Syariah bertajuk Rembuk Republik, Jakarta, Kamis (5/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memberikan sambutan saat pembukaan seminar Perbankan Syariah bertajuk Rembuk Republik, Jakarta, Kamis (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan tantangan untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah agar tidak selalu berada di "jebakan" lima persen adalah hal yang sangat mudah.

Menurut Wimboh, bahkan pangsa pasar perbankan syariah bisa mencapai 20 persen dalam beberapa tahun ke depan. Namun, ujarnya, perihal berapa pangsa pasar keuangan syariah dibanding konvensional bukanlah hal yang terlalu substantif. Lebih baik, kata Wimboh, otoritas dan pelaku industri keuangan syariah fokus bagaimana mendorong masyarakat untuk mengadaptasi seluruh aspek keuangan syariah, tidak hanya berkutat pada statistik.

"Target pangsa pasar lima persen itu mudah. Mau 20 persen juga bisa," ujarnya dalam Seminar Industri Syariah dan Pemerataan Perekonomian dalam Rembuk Republik, di Jakarta, Kamis (5/10).

Pernyataan Wimboh tersebut menanggapi "sindiran" yang selalu disuarakan terhadap industri keuangan syariah, khususnya sektor perbankan yang sulit meningkatkan level pangsa pasar dari lima persen terhadap pasar perbankan nasional. Baru pada 2016, pangsa pasar perbankan syariah dapat mencapai lima persen, setelah dalam beberapa tahun sebelumnya selalu berada di bawah lima persen. Saat ini pangsa perbankan syariah berada di 5,32 persen.

Wimboh mengatakan lebih baik industri keuangan syariah memikirikan upaya untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pemerataan perekonomian. Beberapa upayanya adalah dengan meningkatkan pembiayaan untuk segmen mikro.

Menurutnya, boleh saja perbankan syariah juga menyalurkan pembiayaan ke segmen korporasi seperti infrastruktur, tetapi harus terukur dan tidak berlebihan. Sedangkan untuk konsumer, kata dia, risikonya terlalu besar dan berpotensi meningkatkan rasio pembiayaan bermasalah (Non-Perfroming Financing/NPF). "Lebih baik fokus ke mikro, perluas jaringan ke daerah dan juga kembangkan semua produk dan jasa keuangan," ujar dia.

Wimboh juga meminta industri keuangan syariah untuk mampu bersaing dengan konvensional dalam hal pembaruan produk. Industri keuangan syariah diminta untuk juga agresif mengadaptasi perkembangan teknologi dalam produk dan jasa keuangannya. "Sehingga masyarakat berminat pindah ke syariah," ujar Mantan Komisaris Utama PT. Bank Mandiri Persero Tbk ini.

Saat ini, dengan pangsa pasar 5,32 persen, aset perbankan syariah sebesar Rp 380 triliun, dengan jumlah 13 bank umum syariah, 21 unit usaha syariah di bank dan 167 bank pembiayaan rakyat syariah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement