Jumat 06 Oct 2017 18:20 WIB

Indonesia Jadi Destinasi Paling Berbahaya Ketiga Bagi Turis Australia

Rep: Liam Cochrane/ Red:
abc news
abc news

Thailand adalah negara tujuan paling berbahaya bagi turis Australia, dengan 203 kematian tercatat pada tahun lalu. Sementara Indonesia berada di urutan ketiga.

Filipina berada di urutan berikutnya dengan 126 kematian, diikuti oleh Indonesia, Amerika Serikat dan Vietnam. Penyebab utama kematian adalah penyakit, penyebab alami dan kecelakaan.

Data tersebut merupakan bagian dari laporan tahunan ‘Consular State of Play Report’, yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT).

Thailand juga menduduki puncak daftar kasus konsuler (893), rawat inap (195) dan laporan orang hilang (74) selama tahun anggaran 2016/17. Para pejabat berwenang mendesak warga Australia untuk mengambil asuransi perjalanan dan memeringatkan batas-batas layanan konsuler yang ada.

"Meskipun kami bangga dengan tingkat bantuan yang bisa kami tawarkan, tidak ada hak legal atas bantuan konsuler dan tak ada seseorangpun yang seharusnya berasumsi bahwa bantuan akan diberikan," kata DFAT dalam laporan tersebut.

"Kami mungkin membatasi bantuan kami jika kami menganggap keadaannya sesuai, misalnya, ketika tindakan orang tersebut melanggar hukum, atau menempatkan diri mereka atau orang lain berisiko melalui tindakan sembrono atau lalai yang disengaja atau berulang-ulang, atau orang tersebut memiliki pola perilaku yang memerlukan beberapa bantuan konsuler sebelumnya.”

"Pemerintah Australia tidak bisa membuat warga Australia keluar dari penjara atau tahanan di luar negeri, atau mencegah warga Australia dideportasi."

Warga Australia mencetak 10 juta perjalanan luar negeri pada tahun anggaran 2016/17.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement