REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Ulama adalah sahabat sejati. Sebagai sahabat sejati, TNI tidak boleh meninggalkan ulama. Begitu juga sebaliknya. Ini sebagai wujud menjaga hubungan batin di antara keduanya.
"Wujud kemitraan TNI dan ulama tentu sesuai dengan zaman, dalam arti menjaga hubungan batin, bahwa keduanya adalah sahabat sejati sejak awal. Maka jangan ada yang meninggalkan sahabatnya di tengah jalan. Hubungan batin ini harus ditingkatkan," kata Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, kemarin.
Menurut Din, di masa sekarang ini, TNI perlu mengembangkan kerja-kerja nyata di dalam suasana ril masyarakat. Misalnya, dengan berbaur bersama masyarakat di perdesaan untuk ikut berkecimpung di lembaga pendidikan keagamaan.
"Mungkin dapat dikembangkan kerja sama di masa tanpa perang ini, yang artinya kerja-kerja nyata di lapangan. Dulu ABRI masuk desa, sekarang TNI mungkin juga masuk desa dan berada di tengah-tengah masyarakat, (misalnya) di lembaga pendidikan keagamaan," tutur dia.
Din juga berpendapat perlu adanya pengembangan mentalitas kerohanian pada diri aparat TNI. Sebab, lanjut dia, TNI juga bagian dari umat beragama yang tidak lepas dari kegiatan kerohanian. "Bisa dilakukan dalam bentuk pengembangan mentalitas kerohanian dari aparat TNI, mereka juga umat beragama. Tentu sesuai dengan agamanya masing-masing," kata dia.