REPUBLIKA.CO.ID, MUSI BANYUASIN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, membagikan obat antikaki gajah atau antifilariasis kepada masyarakat terutama di wilayah kecamatan dan desa yang ditemukan kasus penyakit tersebut.
Pembagian obat untuk mencegah penularan penyakit melalui gigitan nyamuk itu, dilakukan di Kecamatan Babat Supat.
Saat ini, di kecamatan tersebut ada empat warga yang terjangkit penyakit kaki gajah. Kepala Dinas Kesehatan Musi Banyauisn dr Taufik Rusyidi di Sekayu, Jumat (6/10) mengatakan, dari 14 kecamatan di Bumi Serasan Sekate ini, Kecamatan Babat Supat merupakan kecamatan yang paling banyak ditemukan kasus penyakit kaki gajah.
Berdasarkan data tersebut, pihaknya berupaya melakukan tindakan pengobatan terhadap warga yang terkena penyakit itu dan melakukan perlindungan maksimal dengan memberikan obat antifilariasis kepada masyarakat. "Agar bisa terhindar dari serangan penyakit yang dapat mengakibatkan cacat tubuh penderitanya," katanya.
Dia menjelaskan, masyarakat didorong untuk mengonsumsi obat antifilariasis agar bisa mencegah terjangkitnya penyakit kaki gajah yang kasusnya masih sering ditemukan di kabupaten ini. "Untuk menggalakkan masyarakat mengonsumsi obat antifilariasis itu, kami rutin menggelar kegiatan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) dan kampanye pencegahan penyakit kaki gajah (filariasis)," ujarnya.
Masyarakat perlu mengantisipasi berkembangnya penyakit kaki gajah yang disebabkan oleh cacing filaria dan menular melalui gigitan nyamuk itu. "Melalui kegiatan yang gencar dilakukan petugas kesehatan di setiap kecamatan hingga desa-desa diharapkan kesadaran masyarakat berperan aktif memberantas penyakit kaki gajah dapat meningkat dan bisa dicegah munculnya kasus penderita baru," kata Taufik.