Jumat 06 Oct 2017 14:11 WIB

Penjudi Paddock dan Upaya Mengaitkannya dengan Islam

Eric Paddock menunjukan foto dirinya (kiri) dan kakak laki-lakinya  Stephen Paddock, (kanan) pelaku penembakan massal di Las Vegas, Nevada AS, Selasa (3/10).
Foto: John Raoux/AP
Eric Paddock menunjukan foto dirinya (kiri) dan kakak laki-lakinya Stephen Paddock, (kanan) pelaku penembakan massal di Las Vegas, Nevada AS, Selasa (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Upaya untuk mengaitkan Islam  dalam insiden penembakan Las Vegas terus terjadi. Dalam situs yang disebut-sebut milik ISIS, Al-Naba, disebutkan kembali Stephen Paddock telah menjadi mualaf sebelumn melakukan aksi tembakan membabi buta di Las Vegas yang menewaskan 58 orang.

Di situs itu, Paddock yang diklaim memiliki nama Abu Abdul Barr al-Marriki telah masuk Islam enam bulan lalu.  "Tentara khalifah yang menyerang acara konser dengan 22 ribu pengunjung d Vegas menyebabakar 60 orang tewas dan 600 terluka," tulis Al-Naba seperti dikutip Newsweek, Jumat (6/10).

"Saudara Abu Abdul Bar menempatkan dirinya di ruangan lantai 32 hotel, ia melihat konser dari atas dan melancarkan tembakan terus menerus dengan menggunakan 23 senjata dan lebih dari 2.000 peluru dan mati, semoga Tuhan menerimanya, setelah kehabisan peluru."

FBI dan beragam otoritas di AS telah membantah klaim tersebut. FBI tak memiliki catatan Paddock memiliki hubungan dengan gerakan radikal internasional. Menurut catatan, Paddock merupakan orang yang hobi berjudi.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters, ada alasan untuk percaya Paddock memiliki sejarah masalah psikologis.  Saudara laki-laki tersangka, Eric Paddock, mengatakan kepada wartawan, ayah mereka, Patrick Benjamin Paddock, adalah perampok bank yang dulunya ada di daftar paling dicari FBI dan pernah melarikan diri dari penjara.

Sayangnya, Presiden Donald Trump enggan menyebut pelaku sebagai teroris, meskipun korban tewas mencapai 59 orang. Sejumlah pejabat beralasan, pelaku bukan teroris karena tidak memiliki motif ideologi atau politik tertentu. Hal ini tentu akan berbeda jika pelaku adalah seorang Muslim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement