REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Juhana mengakui masih banyak sekolah di kabupaten Bandung yang belum ditunjang dengan fasilitas yang memadai. "Kurang lebih 50 persen dari sekitar 1.700 SD dan SMP di Kabupaten Bandung belum sesuai standar," katanya.
Menurutnya pihaknya terus berupaya melakukan perbaikan mulai rehabilitas ruang kelas, dan membangun fasilitas lainnya dengan anggaran yang bersumber dari APBN ataupun APBD. Ia mengatakan Dinas Pendidikan terus mengupayakan pemberian kenyamanan kepada peserta didik dalam mengikuti KBM.
Salah satu sekolah yang kondisinya masih memprihatinkan adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bojongmanggu di Kabupaten Bandung. Sebabnya, tidak terdapat fasilitas memadai yang membuat siswa kurang bisa berekspresi seperti tidak adanya fasilitas ruang bermain, olahraga, serta taman.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Jajang Rohana mengaku prihatin dengan kondisi yang ada di SDN Bojongmanggu. Hal itu karena tidak terdapat fasilitas yang memadai untuk kegiatan siswa dan yang bisa membuat nyaman kepada mereka selama di sekolah.
"Tidak ada ruang bermain, aktivitas, olah raga. Apalagi taman," ujarnya, Jumat (6/10). Menurut dia, seharusnya sekolah memiliki taman agar siswa bisa betah di sekolah.
Menurutnya, sekolah harus menjadi tempat berkembangnya anak. Dengan kondisi fasilitas yang tidak memadai serta tidak adanya tempat ibadah maka anak berpotensi tidak bisa berkembang dengan baik.
Ia menuturkan, masalah sanitasi di sekolah juga menjadi persoalan. "Satu toilet idealnya digunakan 10 orang siswa, kenyataannya digunakan untuk 420 orang siswa. Itu tidak manusiawi," ungkapnya. Jajang menyimpulkan, harus segera ditangani dengan cara melakukan revitalisasi bangunan.
Jumlah kelompok siswa belajar dinilai tidak sebanding dengan ketersediaan ruang kelas. "Kondisi demikian, harus menjadi perhatian pemerintah, terutama bangunan sekolah yang sudah tua atau bangunan yang memang dibangun dengan kualitas yang buruk," katanya.