REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Bentrok antara mahasiswa Fakultas Teknik dan FISIP Universitas Riau (UR) Kamis sore (5/10), dikhawatirkan akan mempengaruhi penilaian perguruan tinggi itu untuk mendapatkan akreditasi A sebesar 20 persen dari 92 Pogram Studi pada 2018.
"Tentu saja kejadian berdarah ini mempengaruhi penilaian UR secara keseluruhan dalam perolehan nilai untuk akreditasi A, " kata Pengamat Pendidikan Provinsi Riau Soemardi Taher, di Pekanbaru, Jumat (6/10). Soemardi Taher menilai, akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi, yakni Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
"Program akreditasi yang diperjuangkan UR ini pastilah tidak main-main, tetapi kini harus ternoda oleh ulah segelintir mahasiswa," ujarnya menyayangkan. Harusnya ujar sesepuh pendidikan ini rentang waktu persiapan penilaian akreditasi ini yang sudah diperjuangkan oleh semua civitas Perguruan Tinggi dijaga marwahnya dan tidak dinodai dengan kejadian tawuran yang memalukan ini.
"Karena program akreditasi diberikan bukan main-main, ini dihargai buat mereka yang berupaya bagaimana membentuk manusia lebih cerdas, ramah, sopan, bukan bekerja pakai otot, " bebernya.
Apalagi terangnya indikator perilaku mahasiswa salah satu dari tiga dasar penilaian yang jadi penentu juga untuk akreditasi dengan aspek kemahasiswaan perlu difokuskan pada prestasi dan peraihan berbagai kejuaraan di berbagai bidang, baik dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) maupun acara lainnya. "Ini bukannya bekerja pakai pikiran dan otak malah mengandalkan otot," tegasnya sedikit kesal.
Karena itu ia berharap kejadian ini dijadikan pengalaman berharga buat pimpinan PT agar ke depan mencoba membangun kerjasama yang lebih solid tidak jalan sendiri-sendiri dengan egosentrisnya. "Saya kenal pimpinan PT UR lulusan terbaik luar negeri, memiliki kecerdasan luar biasa cuma mengapa kejadian menyedihkan ini terjadi barangkali karena masih kurang koordinasi dan kemampuan untuk mengarahkan dan mengelola potensi Sumber Daya Manusia yang ada untuk bersama-sama memajukan UR. "Kita berdoa kedepan UR berubah lebih baik dan semakin berhasil, " pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan Kepala Lembaga Pengembangan Penjamin Mutu (LPPM) UR Prof Usman M Tang menyatakan pihaknya sedang berupaya akan meraih 20 persen akreditasi A dari 92 Pogram Studi (Prodi) yang ada pada 2018. "Sementara saat ini UR sudah mencapai 15 persen yang akreditasi A," ujarnya.
Ia menjelaskan prodi-prodi yang mendapatkan akreditasi A adalah, Agribisnis, Akuntansi, Biologi, Budidaya Perairan, Ilmu Administrasi Publik, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Kelautan, Keperawatan, Kimia, Pemanfaatan Sumberdaya Perairan, Teknologi Hasil Perikanan, Matematika, dan terakhir, Ilmu Administrasi.
"Sementara prodi yang berakreditasi B ada 52 prodi atau 56 persen, berakreditasi C ada 10 Prodi atau 10 persen , sedangkan yang belum terakreditasi ada 16 prodi atau 17 persen," pungkasnya.