Jumat 06 Oct 2017 19:47 WIB

Walhi Sesalkan Pencabutan Moratorium Reklamasi

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andri Saubani
Foto udara pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta, Kamis (11/5).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Foto udara pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta, Kamis (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wahanan Lingkungan Hidup (Walhi) menyesalkan keputusan pemerintah pusat yang secara resmi telah mencabut moratorium reklamasi Teluk Jakarta. "Sampai hari ini kita nggak thau logika pemerintah kenapa mencabut itu," ujar Manajer Kampanye Pesisir, Laut, dan Pulau Kecil Walhi Ony Mahardika saat dihubungi Republika, Jumat (6/10).

Menurutnya, sudah jelas bahwa tidak ada kajian substansial dan benar yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah bahkan cenderung memudahkan aturan untuk perizinan yang diperlukan proyek tersebut.

Tidak hanya itu, menurut Ony, sejauh ini belum ada Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur reklamasi. Ia pun menduga terdapat kepentingan-kepentingan lain yang ada di balik proyek raksasa tersebut.

Ony melanjutkan, jika pemerintah berada di pihak rakyat, maka pemerintah akan paham betul akibat dari reklamasi Teluk Jakarta itu. Banjir dan terganggunya sumber pendapat nelayan menjadi hal utama.

Pihaknya pun sangsi dengan program Presiden Joko Widodo yang menginginkan poros maritim demi kesejahteraan masyarakat pesisir. Namun, Walhi menilai, konsistensi menjaga Teluk Jakarta saja sudah tak terbukti. "Saya sangat menyesalkan itu," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement