Jumat 06 Oct 2017 22:11 WIB

Gatot: Ulama dan Kiai Penjaga Utama NKRI dari Adu Domba

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri), bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah), Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menjadi pembicara dalam pengajian di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/10). Pengajian tersebut mengambil tema
Foto: REPUBLIKA/Yasin Habibi
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri), bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (tengah), Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menjadi pembicara dalam pengajian di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/10). Pengajian tersebut mengambil tema

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hanya bisa dilakukan dengan cara mengadu domba dari dalam. Karena itu, kata dia, pentingnya Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak terpecah belah.

"Menguasai Indonesia hanya dengan cara mengadu domba," ujar di dalam acara pengajian bulanan di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No 62, Jumat (6/10).

Selain adu domba, kata dia, Indonesia tidak akan bisa dipecah walaupun dengan senjata perang. Bukan tanpa alasan, Gatot mengatakan, ciri khas bangsa Indonesia adalah bangsa kesatria. Sebab itulah, bangsa Indonesia tidak akan lemah jika dilawan menggunakan kekerasan.

Gatot mengatakan, sebab satu ancaman adu domba, ulama dan kiai lah yang merupakan bagian utama dalam menjaga kesatuan dan persatuan republik Indonesia. Ulama dan kiai, kata Gatot, menjaga umat Islam dan Indonesia sehingga sampai saat ini Indonesia bisa tidak terpecah belah.

Indonesia, lanjut Gatot, merupakan negara yang kaya raya sehingga menjadi rebutan negara lain untuk berkuasa di Indonesia. Indonesia, kata dia, sebagai ladang kekayaan alam, dengan tanah yang subur, sumber minyak yang melimpah. "Jadi, kita diberi anugerah sepreti itu, tetapi anugerah itu bisa menjadi petaka," jelas dia.

Anugerah yang akan menjadi petaka, jika Indonesia tidak bisa menjaga kedaulatan NKRI. Karena itu, tak terlepas TNI akan selalu menjaga kedaulatan dan persatuan Republik Indonesia bersama Bangsa Indonesia dan Umat Islam. "TNI dan Islam menjaga kedaulatan itu tidak lepas," ujar dia mengakhiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement