Jumat 06 Oct 2017 23:45 WIB

In Picture: Bercocoktanam di Bantaran Ciliwung (1)

.

Rep: Putra M Akbar/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Tanaman ini juga memperindah suasana di bantaran sungai Ciliwung di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, (FOTO : Putra M Akbar)

Warga menyiram tanaman pangan di bantaran sungai Ciliwung di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, (FOTO : Putra M Akbar)

Lahan yang sempit namun menjadi produktif di bantaran sungai Ciliwung di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, (FOTO : Putra M Akbar)

Tanaman pangan yang ada membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-harinya. (FOTO : Putra M Akbar)

Warga becocoktanam di bantaran sungai Ciliwung di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, (FOTO : Putra M Akbar)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Kondisi fisik dari suatu lingkungan perkotaan terbentuk dari tiga unsur (dinamis) dasar yaitu pepohonan dan organisme di dalamnya, struktur (kondisi sosial), dan manusia.” (Grey, 1996)

Jakarta sebagai kota urban memiliki susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman masyarakat , pemusatan pelayanan jasa pemerintahan, dan geliat kegiatan ekonomi. Sayangnya, sektor pertanian tidak dijadikan prioritas dengan alasan keterbatasan lahan.

Diperlukan cara khusus untuk bertani di daerah perkotaan. Salah satu solusinya menggunakan konsep urban farming dengan memanfaatkan lahan seadanya yang kini menjadi tren di kota-kota besar tak terkecuali di Jakarta.

Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sehati yang didirikan oleh Agus Dian di Jalan Raden Saleh II, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.  Agus bersama Kelompok Tani Sehati memanfaatkan lahan kosong yang berada di Bantaran Sungai Ciliwung untuk kegiatan bercocok tanam.

sumber : Republika Foto
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement